Muslim Aid Bangun Penampungan Air Bersih di Lombok Timur

id Muslim Aid

Muslim Aid Bangun Penampungan Air Bersih di Lombok Timur

Warga Dusun Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur, NTB, memanfaatkan air bersih yang ditampung dalam bak penampungan yang dibangun Muslim Aid Indonesia.(ist)

"Kami bekerja tidak sendiri. Unsur dari pemerintah desa dan masyarakat semua terlibat dalam program tersebut"
Mataram (Antara NTB) - Muslim Aid Indonesia membangun sarana bak penampungan air bersih untuk ribuan warga di Desa Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang masih kesulitan memperoleh kebutuhan hidup dasar tersebut.

Koordinator Program Muslim Aid di Nusa Tenggara Barat (NTB) Rama Aditya,di Mataram,Selasa, mengatakan bak penampungan air yang sedang dibangun di lima dusun dengan dana bantuan dari Muslim Aid Australia tersebut berkapasitas 18.000 liter per hari.

"Saat ini pembangunan baru rampung di Dusun Kembang Kuning. Selebihnya kami akan melanjutkan pembangunan di Dusun Benteng Utara, Dusun Benteng Selatan, Dusun Kayuklian, dan Dusun Temiling," katanya.

Menurut dia, ada sekitar 5.723 jiwa yang akan menerima manfaat dari pembangunan sarana air bersih tersebut. Seluruhnya tersebar di lima dusun yang menjadi lokasi sasaran penerima bantuan.

Warga di lima dusun itu, kata dia, sangat antusias menerima program dari Muslim Aid. Kepala desa dan tokoh masyarakat juga turut berpartisipasi dalam pembuatan bak penampungan dan pemasangan instalasi pipa.

"Kami bekerja tidak sendiri. Unsur dari pemerintah desa dan masyarakat semua terlibat dalam program tersebut," ujarnya.

Lulu Sujian (56), salah satu warga dari Dusun Kembang Kuning, mengaku bahwa sebelum dusunnya menerima program Muslim Aid, ia dan anaknya harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk mengakses air bersih.

Kini setelah pembangunan rampung, ia dan warga di dusunnya dapat dengan mudah mendapatkan air bersih.

"Saya kini tidak perlu jalan ke sungai untuk mengambil air. Dusun kami sekarang punya bak penampungan yang bisa memenuhi kebutuhan air sehari-hari," tutur Lulu Sujian. (*)