Polda Gelar Dialog Kebangsaan di Lombok Barat

id Polda NTB

Polda Gelar Dialog Kebangsaan di Lombok Barat

Kapolda NTB Brigjen Pol Firli

"Bagi saya, berkumpul dengan bupati dan jajarannya serta para tuan guru di tempat ini sebagai rasa cinta kepada Lombok Barat"
Lombok Barat (Antara NTB) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat menggelar silaturahim dan dialog kebangsaan dengan jajaran partai politik, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Selasa.

Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Pol Firli, dan Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, tersebut dipusatkan di bencingah agung kantor Bupati Lombok Barat.

"Bagi saya, berkumpul dengan bupati dan jajarannya serta para tuan guru di tempat ini sebagai rasa cinta kepada Lombok Barat," kata Kapolda NTB Brigjen Pol Firli, memulai ceramah tentang kebangsaan.

Lombok Barat, menurut dia, merupakan daerah yang sangat potensial secara ekonomi, terlebih lagi potensi sumber daya pariwisatanya.

Jenderal bintang satu itu juga bersyukur dengan keberadaan para tuan guru di Lombok Barat. Menurut dia, para tuan guru dengan pondok-pondok pesantrennya memberikan andil yang besar bagi negara.

Dalam skala yang lebih luas, pria asal Sumatera Selatan ini menyebut peran ulama sangat besar bagi perkembangan bangsa Indonesia.

Firli memberi contoh lahirnya Muhammadiyah pada tahun 1912, Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926, menjadi bukti persatuan bangsa Indonesia.

"Tidak ada kemajuan suatu negara karena jasa pribadi," ujarnya.

Terkait dengan kebangsaan, ia mengatakan bahwa konsep kebhinnekaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, dan UUD 1945, merupakan konsep yang final dan tidak bisa diganggu gugat.

Bahkan, menurut dia, Indonesia merupakan laboratorium kebhinnekaan, di mana terdapat lima agama yang berbeda di Indonesia, bahkan lebih.

"Demokrasi Pancasila yang diterapkan di Indonesia, merupakan demokrasi yang terbaik karena menjamin hak politik, sosial dan ekonomi, menjamin hak suara dan kekuasaan yang tidak sentralistik," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Kapolda NTB juga menyinggung perlunya sinergitas yang kuat antara pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam tugasnya di bidang kesejahteraan dan TNI-Polri dalam tugasnya di bidang keamanan.

Dengan begitu, NTB bisa menjadi daerah AT3DN, yaitu singkatan dari aman, tertib, tentram, tenang, damai dan nyaman. Dengan kondisi seperti itu, maka para wisatawan tidak akan takut datang ke daerah.

"Prosperity approach` sangat tergantung pada `security approach`," ucap Firli.

Sementara itu, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, mengatakan kondisi keamanan dan ketertiban di daerahnya cukup kondusif dan tidak ada konflik yang mengganggu kebhinekaan Bumi Patut Patuh Patju.

Menurut dia, kondusifitas daerah tersebut berkat kerja sama dari berbagai pihak di Lombok Barat, termasuk TNI dan Polri.

"Kami (pemda) hanya semacam fasilitator," katanya sambil mengingatkan untuk tidak terlena dan tetap waspada. (*)