Bulog NTB Segera Pasarkan Bawang Putih Sembalun

id Bulog NTB

Bulog NTB Segera Pasarkan Bawang Putih Sembalun

Bulog Divre NTB membuka sarana penjualan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, sebagai implementasi Gerakan Stabilisasi Pangan. (Foto ANTARA NTB/Awaludin)

"Kami sudah menjalin komunikasi dengan para petani di Sembalun. Rencananya panen dilakukan dalam waktu dekat ini"
Mataram (Antara NTB) - Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Nusa Tenggara Barat segera memasarkan bawang putih lokal yang diproduksi petani di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

Kepala Bidang Komersil dan Pengembangan Bisnis Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) NTB Hery Sulistyo,  mengatakan pihaknya ikut berperan membantu pemasaran dalam rangka menjaga kestabilan harga komoditas hasil pertanian tersebut, baik di tingkat petani maupun konsumen.

"Kami sudah menjalin komunikasi dengan para petani di Sembalun. Rencananya panen dilakukan dalam waktu dekat ini," katanya seusai meluncurkan Gerakan Stabilisasi Pangan.

Kerja sama dengan para petani, menurut dia, bisa memotong rantai pemasaran bawang putih sehingga harga jual yang diterima konsumen relatif lebih murah dibandingkan harga di pasaran.

"Misalnya, pedagang di pasar tradisional menjual Rp40.000 per kilogram (kg), maka Bulog akan menjual dengan harga Rp30.000 sampai Rp35.000/kg," ujar dia.

Hery mengatakan, bawang putih yang dibeli dari petani akan dijual kepada konsumen melalui sarana penjualan Bulog yang ada di pasar tradisional Mandalika, Kebon Roek, dan Pagesangan.

Selain itu, melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang saat ini sudah menjual beberapa jenis kebutuhan pokok, seperti beras dengan harga Rp8.500/kg, gula pasir Rp12.500/kg, minyak goreng Rp25.000 per dua liter dan telur ayam ras Rp37.000 per tray.

Bulog Divre NTB, lanjut dia, sudah membentuk sebanyak 320 RPK. Sebagian besar tersebar di Kota Mataram. Ada juga di kabupaten/kota di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa.

"Kami terus memperbanyak RPK untuk menjual berbagai jenis kebutuhan pokok strategis dengan harga terjangkau. Dulu pernah kita manfaatkan juga untuk menjual cabai ketika harga komoditas itu relatif mahal," ucapnya pula.

Ia mengatakan, dalam upaya menjaga kestabilan harga bawang putih, pihaknya tidak akan mengambil untung. Namun cukup mengembalikan biaya operasional saja.

Bulog Divre NTB juga tidak akan membeli dengan harga relatif murah yang bisa menyebabkan petani mengalami kerugian.

"Kami akan membeli sesuai mekanisme pasar. Tapi bedanya kami tidak mengambil untung besar seperti pedagang swasta. Itu sebagai strategi mempersempit ruang gerak spekulan," katanya. (*)