Mataram Akan Dapat Bantuan Adb Rp1,6 Triliun

id Bantuan ADB

"Saat ini tim ADB dari Pemerintah Belanda akan melakukan berbagai penjajahan sebagai dasar pelaksanaan program penanganan sanitasi di Kota Mataram"
Mataram (Antara NTB) - Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan mendapatkan bantuan dana dari Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangun Asia sebesar Rp1,6 triliun untuk penataan sanitasi.

"Saat ini tim ADB dari Pemerintah Belanda akan melakukan berbagai penjajahan sebagai dasar pelaksanaan program penanganan sanitasi di Kota Mataram," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Effendi Eko Saswito di Mataram, Senin.

Effendi Eko Saswito yang ditemui seusai mendampingi Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menerima tim perwakilan ABD dari Belanda mengatakan di Indonesia tahun ini ada tiga daerah yang akan mendapatkan bantuan ADB dengan nominal yang sama, yakni Kota Mataram, Kota Banda Aceh dan Kota Bekasi.

Menurut dia, Kota Mataram dipilih menjadi salah satu daerah penerima bantuan ADB dalam bidang penataan sanitasi itu karena beberapa pertimbangan.

Pertimbangannya antara lain, Mataram memiliki wilayah yang kondusif, untuk mendukung tercapainya target program 100-0-100 (100 persen pemasangan air bersih, nol persen rumah kumuh dan 100 sanitasi layak) pada tahun 2019 dan menjadi tujuan wisata.

"Sebuah tujuan wisata harus memiliki penataan sanitasi yang baik sebagai faktor utama penilaian," katanya.

Oleh karenanya, selain akan melakukan penjajakan, tim ADB dari Belanda ini juga segera melakukan "feasibility study", dan akan dikomunikasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Dirjen Cipta Karya.

Sekda mengatakan, apabila bantuan ADB dari Pemerintah Belanda dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, maka ke depan pemerintah kota akan menyiapkan regulasi pengelolaan sanitasi di kota ini.

Dengan demikian, ke depan pengelolaan sanitasi akan berdiri sendiri dalam sebuah perusahaan daerah, sehingga sanitasi hotel dan restoran dapat dikelola secara komprehensif.

"Jadi ke depan tidak ada lagi, hotel atau restoran yang mengelola limbahnya sendiri-sendiri," ujarnya.

Begitu juga dengan masyarakat, katanya menambahkan, akan diwajibkan menyalurkan limbahnya pada sistem sanitasi yang sudah terbangun secara masif dengan penyiapan regulasi terlebih dahulu.

Sekda menyebutkan kondisi sanitasi di Kota Mataram saat ini sudah 70 persen bagus. Persentase itu tertinggi di NTB, karena pada kawasan padat penduduk, pemerintah kota membangun fasilitas sanitasi komunal. (*)