UNICEF dan Bank Dunia akan Kunjungi Lombok Barat

id Lobar Stunting

UNICEF dan Bank Dunia akan Kunjungi Lombok Barat

Petugas kesehatan di Kabupaten Lombok Barat mengukur tinggi anak balita. (Foto ANTARA NTB/ist)

"Ada beberapa lembaga luar negeri dan kementerian yang akan berkunjung ke Lombok Barat sebagai percontohan kasus stunting"
Lombok Barat (Antara NTB) - Tim dari United Nations Children`s Fund (UNICEF) dan Bank Dunia akan berkunjung ke Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, untuk melakukan verifikasi terhadap program penanganan "stunting" di kabupaten itu.

"Ada beberapa lembaga luar negeri dan kementerian yang akan berkunjung ke Lombok Barat sebagai percontohan kasus `stunting`," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat Rachman Sahnan, di Gerung.

UNICEF atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang.

Kabupaten Lombok Barat, kata Sahnan, terpilih menjadi salah satu daerah percontohan penanganan kasus `stunting" di Indonesia.

Hal itu disepakati dalam rapat koordinasi di Jakarta beberapa waktu lalu. Rapat tersebut dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.

Selain itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappennas) Bambang Brojonegoro, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Sahnan mengaku juga hadir pada pertemuan tersebut bersama tiga kabupaten/kota lainnya yang menjadi percontohan program penanganan "stunting".

"Dalam pertemuan tersebut dibahas sistem yang dapat diterapkan secara nasional untuk penanganan `stunting," ujarnya.

Dari hasil pertemuan itu, lanjut dia, disepakati tim dari UNICEF, Bank Dunia, dan tim ahli lainnya akan turun langsung ke Kabupaten Lombok Barat dalam waktu dekat untuk melakukan verifikasi.

Apabila hasil verifikasi tim tersebut menyatakan sistem yang dibangun Pemkab Lombok Barat untuk mengatasi "stunting" sudah layak skala nasional, maka akan diadopsi dan disempurnakan untuk diterapkan secara nasional.

Sahnan mengatakan untuk tahap awal, akan diterapkan di 100 kabupaten/kota. Nantinya, pimpinan daerah dari 100 kabupaten/kota itu akan diberi pengarahan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kemudian setiap daerah akan dipanggil masing-masing 10 orang, mulai dari sekretaris daerah hingga satuan kerja perangkat daerah terkait untuk diberi pelatihan selama tiga hari," ucapnya pula.

Terpilihnya Kabupaten Lombok Barat karena pemerintah pusat menilai program dan inovasi serta peran serta kepala daerah dinilai cukup baik dalam menurunkan angka kasus "stunting".

Penurunan angka "stunting" di Kabupaten Lombok Barat mencapai 16 poin, yakni dari 49 persen menjadi 32 persen pada 2016. Prestasi tersebut tidak lepas dari berbagai program seperti gerakan masyarakat sadar gizi (Gemadazi), gerakan masyarakat 1.000 hari pertama kehidupan dan lainnya.

"Stunting" adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Masalah kesehatan tersebut terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. (*)