Seorang Anak Meninggal di Kubangan Proyek Jembatan Mataram

id Anak Meninggal

Seorang Anak Meninggal di Kubangan Proyek Jembatan Mataram

Polisi memasang "police line" di area kubangan proyek jembatan tempat seorang anak meninggal dunia karena tenggelam. (foto ANTARA NTB/Awaludin)

"Saat air sudah mulai surut, terlihat rambutnya dan begitu diangkat ternyata seorang anak dengan kondisi badan yang sudah kembung"
Mataram (Antara NTB)- Arya Saputra, bocah berusia lima tahun tiga bulan, warga Lingkungan Pejeruk, Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram, ditemukan meninggal di areal sebuah proyek pembangunan Jembatan Dasan Agung di Sungai Janggkuk, sekitar pukul 08.30 WITA, Senin.

Anak semata wayang dari pasangan Kurniawati (32) dan Sutawadi itu ditemukan saat para pekerja melakukan penyedotan air untuk membangun fondasi jembatan yang sudah dikeruk.

"Saat air sudah mulai surut, terlihat rambutnya dan begitu diangkat ternyata seorang anak dengan kondisi badan yang sudah kembung, dan kami meminta bantuan warga sekitar," kata Muhtar (50) saksi mata yang melihat saat anak tersebut dievakuasi oleh seorang warga yang bernama Bahri.

Muhtar yang hendak memancing di Sungai Jangkuk langsung melihat anak tersebut dan mengenali bahwa itu adalah anak yang tinggal satu lingkungan dengannya, dan sudah hilang sejak Minggu (17/9) petang.

"Tanpa pikir panjang, jasad bocah malang itu langsung kami bawa ke rumahnya. Ibunya yang sudah lelah mencarinya dari kemarin kaget dan langsung menangis," katanya.

Kurniawati, ibu korban menuturkan, Arya pamit untuk bermain bersama teman-temannya pada Minggu (17/9) sekitar pukul 16.00 WITA, setelah azan asar dirinya mencari anaknya tapi tidak ketemu.

"Saya mencari dan menanyakan ke semua teman-temannya, dan mereka tidak ada yang tahu," katanya.

Menjelang azan magrib, ibu korban mendapat informasi bahwa anaknya pergi bermain ke Kali Jangkuk yang jarak dari rumahnya hampir satu kilomter.

Ketika mendapat informasi anaknya bermain ke Kali Jangkuk, dia langsung mencarinya hingga malam tiba. Bahkan ibu korban pergi mencari anaknya sampai ke pos polisi di Jalan Udayana namun hasilnya nihil.

"Sampai tadi pagi saya masih mencarinya dan menanyakan ke teman-temannya, yang akhirnya datang pak Muhtar membawa jasad anak saya," ujar Kurniawati yang ditinggal suaminya bekerja ke Kalimantan ini.

Sementara di lokasi kejadian, aparat polisi langsung memasang garis polisi, dan aktivitas pembangunan jembatan pada fondasi bagian selatan sementara dihentikan.

KSPKT Poles Mataram Iptu Wahyu Trisetiawan yang ditemui di lokasi mengatakan, informasi dari para pekerja menyebutkan kedalaman pengerukan fondasi jembataan ini sekitar tiga meter.

"Bekas pengerukan memang terlihat rata dengan tanah karena mata air yang ada terus mengalir dan memenuhi lubang pengerukan, mungkin itulah yang membuat sang bocah terkecoh dan melangkahkan kakinya ke dalam lubang yang sudah dikeruk," katanya.

Namun sampai saat ini, katanya, pihak aparat kepolisian belum dapat mengambil kesimpulan apapun, apakah itu karena faktor kelalaian kontraktor, kesengajaan, atau murni musibah, sebelum dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut.

Proyek pembangunan jembatan itu dikerjakan oleh CV Limbu Indah, dengan nilai kontrak Rp2 miliar lebih. Jembatan ini akan menghubungkan Kelurahan Dasan Agung dengan Dasan Sari.

Jembatan ini juga sering disebut dengan nama Jembatan Jebaq Beleq, karena pembangunan jembatan ini akan tembus Jalan Cengkeh dan ke Jebaq Beleq menuju Jalan Langko. (*)