Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat akan membangun pilot project rumah tunnel garam untuk meningkatkan kualitas dan produksi garam di daerah itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, H Yusron Hadi menyatakan jika rumah tunnel ini adalah satu teknologi untuk meningkatkan kualitas garam itu sendiri.
"Rumah tunnel itu ibaratnya pada lahan garam itu kita tutupi dengan kertas membran istilahnya menggunakan plastik tertentu yang punya kriteria UV. Disitu prosesnya dinamai dengan tunnel garam," kata Yusron di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, dengan menggunakan rumah tunnel petani akan lebih cepat memproduksi hasil garam dan kualiitas baik dan tidak tergantung musim tetap bisa memproduksi. Seperti diketahui produksi garam NTB untuk kualitasnya masih kurang dikarenakan adanya bahan baku yang kadar air.
"Faktornya adalah bahan baku airnya sendiri, kadar garamnya kurang. Masyarakat kita melakukun budi daya garam secara turun temurun pada lokasi tertentu. Kualitas air lautnya kurang NHCL nya selain itu cara cara bertani garamnya belum menggunakan tehnologi yang memadai," jelas mantan Kepala Biro Organisasi Setda NTB ini.
Oleh sebab itu dengan adnya pilot projet di petani garam yang ada di Jerowaru, Praya Timur dan Sekotong nantinya diharapkan petani garam bisa meningkatkan kwalitas garamnya.
"Kualitas dari garam itu bisa ditingkatkan, kalau sudah kualitasnya baik tentu proses Standar Nasional Indonesia (SNI) nya akan bisa berjalan lancar," terang Yusron.
Sementara untuk proses Standar Nasional Indonesia (SNI) akan diselesaikan oleh Dinas Perindustrian melalui Badan POM dan setelah itu tentu ada izin edar.
"Kaitan dengan itu kita mendorong supaya SNI dimiliki tentu persyaratannya tadi kualitasnya memadai," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, H Yusron Hadi menyatakan jika rumah tunnel ini adalah satu teknologi untuk meningkatkan kualitas garam itu sendiri.
"Rumah tunnel itu ibaratnya pada lahan garam itu kita tutupi dengan kertas membran istilahnya menggunakan plastik tertentu yang punya kriteria UV. Disitu prosesnya dinamai dengan tunnel garam," kata Yusron di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, dengan menggunakan rumah tunnel petani akan lebih cepat memproduksi hasil garam dan kualiitas baik dan tidak tergantung musim tetap bisa memproduksi. Seperti diketahui produksi garam NTB untuk kualitasnya masih kurang dikarenakan adanya bahan baku yang kadar air.
"Faktornya adalah bahan baku airnya sendiri, kadar garamnya kurang. Masyarakat kita melakukun budi daya garam secara turun temurun pada lokasi tertentu. Kualitas air lautnya kurang NHCL nya selain itu cara cara bertani garamnya belum menggunakan tehnologi yang memadai," jelas mantan Kepala Biro Organisasi Setda NTB ini.
Oleh sebab itu dengan adnya pilot projet di petani garam yang ada di Jerowaru, Praya Timur dan Sekotong nantinya diharapkan petani garam bisa meningkatkan kwalitas garamnya.
"Kualitas dari garam itu bisa ditingkatkan, kalau sudah kualitasnya baik tentu proses Standar Nasional Indonesia (SNI) nya akan bisa berjalan lancar," terang Yusron.
Sementara untuk proses Standar Nasional Indonesia (SNI) akan diselesaikan oleh Dinas Perindustrian melalui Badan POM dan setelah itu tentu ada izin edar.
"Kaitan dengan itu kita mendorong supaya SNI dimiliki tentu persyaratannya tadi kualitasnya memadai," katanya.