Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, harga daging sapi murni di sejumlah pasar tradisional di Mataram, naik dari Rp120.000 per kilogram menjadi Rp125.000-130.000 per kilogram, yang dipicu masuknya bulan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Masyarakat Kota Mataram memiliki tradisi merayakan Maulid selama satu bulan penuh secara bergantian pada setiap lingkungan, sehingga kebutuhan daging baik daging sapi maupun ayam meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Rabu.
Namun demikian, Mutawalli mengatakan, stok daging sapi lokal di Kota Mataram sejauh ini masih aman.
Apalagi, aktivitas pemotongan di dua rumah potong hewan (RTH) yang disiapkan pemerintah kota yakni RPH Majeluk dan RPH Gubuq Mamben, Sekarbela relatif stabil. Dengan jumlah ternak yang dipotong di satu RPH berkisar 12 ekor sampai 15 ekor per hari.
Meski demikian, hukum pasar tetap terjadi dan harga daging naik karena berbagai alasan.
"Biasa kalau sudah masuk Maulid atau hari-hari besar lainnya, semua bilang langka dan sulit. Padahal stok kita aman," katanya.
Begitu juga dengan harga daging ayam broiler, saat ini sudah mulai naik menjadi Rp38.000 per kilogram, dari harga semula Rp35.000 per kilogram.
Terkait dengan itu, untuk menjaga agar harga daging sapi lokal tidak terus naik, pihaknya telah memerikan rekomendasi kepada sejumlah pengusaha daging impor untuk mendatangkan daging impor dengan jumlah lebih banyak.
"Biasanya kita memberikan rekomendasi pemasukan daging impor hanya 7 ton, tapi kemarin kita memberikan sampai 14 ton untuk persiapan kebutuhan Maulid. Termasuk untuk daging ayam broiler juga sudah kita berikan rekomendasi," katanya.
"Masyarakat Kota Mataram memiliki tradisi merayakan Maulid selama satu bulan penuh secara bergantian pada setiap lingkungan, sehingga kebutuhan daging baik daging sapi maupun ayam meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Rabu.
Namun demikian, Mutawalli mengatakan, stok daging sapi lokal di Kota Mataram sejauh ini masih aman.
Apalagi, aktivitas pemotongan di dua rumah potong hewan (RTH) yang disiapkan pemerintah kota yakni RPH Majeluk dan RPH Gubuq Mamben, Sekarbela relatif stabil. Dengan jumlah ternak yang dipotong di satu RPH berkisar 12 ekor sampai 15 ekor per hari.
Meski demikian, hukum pasar tetap terjadi dan harga daging naik karena berbagai alasan.
"Biasa kalau sudah masuk Maulid atau hari-hari besar lainnya, semua bilang langka dan sulit. Padahal stok kita aman," katanya.
Begitu juga dengan harga daging ayam broiler, saat ini sudah mulai naik menjadi Rp38.000 per kilogram, dari harga semula Rp35.000 per kilogram.
Terkait dengan itu, untuk menjaga agar harga daging sapi lokal tidak terus naik, pihaknya telah memerikan rekomendasi kepada sejumlah pengusaha daging impor untuk mendatangkan daging impor dengan jumlah lebih banyak.
"Biasanya kita memberikan rekomendasi pemasukan daging impor hanya 7 ton, tapi kemarin kita memberikan sampai 14 ton untuk persiapan kebutuhan Maulid. Termasuk untuk daging ayam broiler juga sudah kita berikan rekomendasi," katanya.