Mataram (ANTARA) - DPC PDI Perjuangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menanam 450 pohon dalam rangka memperingati ulang tahun ke-74 Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Penanaman pohon dilakukan di sepanjang aliran Sungai Jangkuk dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berdekatan dengan Yayasan Dharma Laksana di Lingkar Selatan Kota Mataram .
"Kegiatan ini dilakukan serentak untuk memeriahkan ultah Megawati Soekarnoputri. Kegiatan ini diikuti kader PDI Perjuangan dari seluruh tingkatan, mulai ranting, anak cabang, DPC hingga Fraksi PDIP DPRD Kota Mataram," kata Ketua DPC PDIP Kota Mataram, Made Slamet dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Senin.
Kendati Kota Mataram sempat diguyur hujan namun hal itu tidak menyurutkan langkah kader partai berlambang banteng tersebut untuk menanam sebanyak 450 batang pohon berbagai jenis. Rinciannya, pohon Matoa, sebanyak 100 batang, Ketapang Kencana sebanyak 150 batang, dan Juwet sebanyak 50 batang, dan Tabebunya sebanyak 150 batang.
"Semoga di hari yang istimewa ini beliau (Megawati, red) selalu sehat dan panjang umur," ujarnya.
Menurut Anggota DPRD NTB itu, khusus lokasi penanaman di RTH yang berdekatan dengan Yayasan Dharma Laksana di Lingkar Selatan itu, justru areal tersebut merupakan lahan milik pribadi masyarakat Pagutan, yakni Wayan Getul.
Oleh karena itu, Made menyarankan dedikasi masyarakat yang rela menyerahkan dengan penuh kesadaran lahannya dipergunakan untuk fasilitas umum agar bisa diberikan penghargaan oleh pemerintah.
Pasalnya, RTH di Lingkar Selatan itu menjadi paru-paru kehidupan bagi masyarakat di Kota Mataram.
"Mewakili DPC PDI Perjuangan Kota Mataram saya mengusulkan agar Pak Wayan Getul bisa dibebaskan dari pajak. Ini karena kerelaan lahan miliknya yang dipakai selama ini, masyarakat Mataram dapat menghirup udara yang bersih," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Made tak lupa sedikit menceritakan sosok dari ketuanya itu. Menurut dia, Megawati Soekarnoputri tidak hanya seorang pemimpin dalam partai.
Sebab, Putri Presiden Pertama Indonesia itu adalah sosok seorang guru yang telah memberikan keteladanan kepada seluruh kader.
"Beliau (Megawati) mengajarkan bagaimana cara berpolitik yang harus digerakkan oleh semangat juang. Seluruh kader harus berkeyakinan di dalam setiap langkah politik melalui dasar terang ideologi Pancasila," tegasnya.
Di hari istimewa Ketua Umum PDI Perjuangan kali ini, lanjut Made, perayaan yang meriah tidak ada dilakukan oleh kader Partai. Hal itu kata dia dikarenakan wabah pandemi COVID-19 di Indonesia, khususnya di Kota Mataram masih belum tuntas.
"Apalagi, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga masih berjalan di Pulau Jawa dan Bali, maka hadiah ultah ke ibu Megawati dilakukan dengan gerakan jaga bumi, yakni dengan menanam pohon. Dan kegiatan itu hanya dilaksanakan di luar Jawa dan Bali," katanya.
Penanaman pohon dilakukan di sepanjang aliran Sungai Jangkuk dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berdekatan dengan Yayasan Dharma Laksana di Lingkar Selatan Kota Mataram .
"Kegiatan ini dilakukan serentak untuk memeriahkan ultah Megawati Soekarnoputri. Kegiatan ini diikuti kader PDI Perjuangan dari seluruh tingkatan, mulai ranting, anak cabang, DPC hingga Fraksi PDIP DPRD Kota Mataram," kata Ketua DPC PDIP Kota Mataram, Made Slamet dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Senin.
Kendati Kota Mataram sempat diguyur hujan namun hal itu tidak menyurutkan langkah kader partai berlambang banteng tersebut untuk menanam sebanyak 450 batang pohon berbagai jenis. Rinciannya, pohon Matoa, sebanyak 100 batang, Ketapang Kencana sebanyak 150 batang, dan Juwet sebanyak 50 batang, dan Tabebunya sebanyak 150 batang.
"Semoga di hari yang istimewa ini beliau (Megawati, red) selalu sehat dan panjang umur," ujarnya.
Menurut Anggota DPRD NTB itu, khusus lokasi penanaman di RTH yang berdekatan dengan Yayasan Dharma Laksana di Lingkar Selatan itu, justru areal tersebut merupakan lahan milik pribadi masyarakat Pagutan, yakni Wayan Getul.
Oleh karena itu, Made menyarankan dedikasi masyarakat yang rela menyerahkan dengan penuh kesadaran lahannya dipergunakan untuk fasilitas umum agar bisa diberikan penghargaan oleh pemerintah.
Pasalnya, RTH di Lingkar Selatan itu menjadi paru-paru kehidupan bagi masyarakat di Kota Mataram.
"Mewakili DPC PDI Perjuangan Kota Mataram saya mengusulkan agar Pak Wayan Getul bisa dibebaskan dari pajak. Ini karena kerelaan lahan miliknya yang dipakai selama ini, masyarakat Mataram dapat menghirup udara yang bersih," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Made tak lupa sedikit menceritakan sosok dari ketuanya itu. Menurut dia, Megawati Soekarnoputri tidak hanya seorang pemimpin dalam partai.
Sebab, Putri Presiden Pertama Indonesia itu adalah sosok seorang guru yang telah memberikan keteladanan kepada seluruh kader.
"Beliau (Megawati) mengajarkan bagaimana cara berpolitik yang harus digerakkan oleh semangat juang. Seluruh kader harus berkeyakinan di dalam setiap langkah politik melalui dasar terang ideologi Pancasila," tegasnya.
Di hari istimewa Ketua Umum PDI Perjuangan kali ini, lanjut Made, perayaan yang meriah tidak ada dilakukan oleh kader Partai. Hal itu kata dia dikarenakan wabah pandemi COVID-19 di Indonesia, khususnya di Kota Mataram masih belum tuntas.
"Apalagi, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga masih berjalan di Pulau Jawa dan Bali, maka hadiah ultah ke ibu Megawati dilakukan dengan gerakan jaga bumi, yakni dengan menanam pohon. Dan kegiatan itu hanya dilaksanakan di luar Jawa dan Bali," katanya.