Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, membuka kegiatan pelatihan "Digital Entrepreneurship Academy" atau DEA 2021 yang diikuti 70 pelaku usaha di kota itu.
Pelatihan DEA yang berlangsung 24-25 Juni 2021 tersebut diselenggarakan bekolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Surabaya, dan dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Swandiasa mengapresiasi inisiatif dari lembaga penyelenggara mendorong masyarakat untuk memanfaatkan digital "entrepreneur" yang saat ini sedang berkembang pesat.
"Untuk bisa bertahan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus bisa menggunakan teknologi dalam usahanya. Karenanya, semua pelaku UMKM harus melek teknologi," katanya.
Apalagi, lanjutnya, ketika Pemerintah Indonesia menyatakan status pandemi COVID-19, terdapat dua sektor yang mengalami peningkatan pesat yakni sektor kesehatan dan sektor informasi dan komunikasi, bahkan dalam 2 tahun terakhir progres peningkatan valuasi mencapai 400 persen.
"Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi yang terjadi di toko 'online' pada tahun 2020, potensi pasar e-Commerce di Indonesia sekitar Rp1.850 triliun, jumlah tersebut naik sekitar sembilan kali lipat dari transaksi yang terjadi di tahun 2015," katanya.
Hal itu, lanjut Swandiasa, merupakan potensi buat para UMKM untuk bisa segera "go-online" dan Kota Mataram mempersiapkan warga masyarakat untuk menangkap peluang binsis "onlin"e tersebut, dengan memberikan fasilitas-fasilitas pendukung yang bisa dimanfaatkan baik dalam bentuk infrastruktur maupun kebijakan.
Untuk infrastruktur, saat ini Kota Mataram memiliki tower telekomunikasi yang jumlahnya cukup untuk menunjang pengguna internet di semua area Kota Mataram.
Selain itu, menempatkan 100 jaringan wifi internet yang bisa diakses oleh masyarakat secara gratis, bahkan telah menyiapkan server khusus untuk penggiat UMKM di Kota Mataram.
"Kesiapan Kota Mataram harus diikuti masyarakat sebagai bentuk komitmen menuju industri 4.0," katanya.
Sementara itu Kepala Sub Koordinator Pengembangan SDM BPSDM Kominfo Surabaya Bagus Winarko, menyampaikan tahun ini program "digital talent scholarship" atau DTS menargetkan pelatihan peningkatan kompetensi bagi 100.000 peserta.
"Hal itu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari program pembangunan prioritas nasional," katanya.
Salah satu skema program DTS, tambahnya, adalah program DEA yang merupakan program beasiswa untuk mencetak digital "entrepreneur" baru dengan target sejumlah 22.000 orang dalam rangka mempersiapkan SDM yang unggul dalam mendukung era revolusi industri 4.0.
Pelatihan DEA yang berlangsung 24-25 Juni 2021 tersebut diselenggarakan bekolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Surabaya, dan dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Swandiasa mengapresiasi inisiatif dari lembaga penyelenggara mendorong masyarakat untuk memanfaatkan digital "entrepreneur" yang saat ini sedang berkembang pesat.
"Untuk bisa bertahan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus bisa menggunakan teknologi dalam usahanya. Karenanya, semua pelaku UMKM harus melek teknologi," katanya.
Apalagi, lanjutnya, ketika Pemerintah Indonesia menyatakan status pandemi COVID-19, terdapat dua sektor yang mengalami peningkatan pesat yakni sektor kesehatan dan sektor informasi dan komunikasi, bahkan dalam 2 tahun terakhir progres peningkatan valuasi mencapai 400 persen.
"Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi yang terjadi di toko 'online' pada tahun 2020, potensi pasar e-Commerce di Indonesia sekitar Rp1.850 triliun, jumlah tersebut naik sekitar sembilan kali lipat dari transaksi yang terjadi di tahun 2015," katanya.
Hal itu, lanjut Swandiasa, merupakan potensi buat para UMKM untuk bisa segera "go-online" dan Kota Mataram mempersiapkan warga masyarakat untuk menangkap peluang binsis "onlin"e tersebut, dengan memberikan fasilitas-fasilitas pendukung yang bisa dimanfaatkan baik dalam bentuk infrastruktur maupun kebijakan.
Untuk infrastruktur, saat ini Kota Mataram memiliki tower telekomunikasi yang jumlahnya cukup untuk menunjang pengguna internet di semua area Kota Mataram.
Selain itu, menempatkan 100 jaringan wifi internet yang bisa diakses oleh masyarakat secara gratis, bahkan telah menyiapkan server khusus untuk penggiat UMKM di Kota Mataram.
"Kesiapan Kota Mataram harus diikuti masyarakat sebagai bentuk komitmen menuju industri 4.0," katanya.
Sementara itu Kepala Sub Koordinator Pengembangan SDM BPSDM Kominfo Surabaya Bagus Winarko, menyampaikan tahun ini program "digital talent scholarship" atau DTS menargetkan pelatihan peningkatan kompetensi bagi 100.000 peserta.
"Hal itu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari program pembangunan prioritas nasional," katanya.
Salah satu skema program DTS, tambahnya, adalah program DEA yang merupakan program beasiswa untuk mencetak digital "entrepreneur" baru dengan target sejumlah 22.000 orang dalam rangka mempersiapkan SDM yang unggul dalam mendukung era revolusi industri 4.0.