Malang, 14/8 (ANTARA) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas meminta Muhammadiyah untuk menjadi pencegah korupsi terdepan, agar citra umat Islam tidak terus tergerus.          "Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, koruptornya juga banyak yang Muslim, bahkan idiom-idiom korupsi juga menggunakan istilah-istilah syariah," tegasnya ketika menjadi pembicara dalam Kajian Ramadhan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu.          Dalam kajian yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu, Busyro mencontohkan, untuk pencalonan kepala daerah ada transaksi antara calon dengan parpol menggunakan istilah mahar (mas kawin).          Begitu juga praktik-praktik manipulasi uang hasil korupsi digunakan biaya umroh.          "Itulah perilaku koruptor, Tuhan pun disuap, karena itu Muhammadiyah harus menjadi pencegah korupsi terdepan agar citra umat Islam tidak terus tergerus," tegasnya.          Korupsi, lanjut Busyro, adalah merampas uang negara, uang negara itu dari pajak, pajak dibayar rakyat. Jadi korupsi adalah merampas uang rakyat, sehingga siapapun yang menghalang-halangi orang yang melawan korupsi berarti dia melawan rakyat.          Menyinggung adanya wacana pengampunan bagi koruptor di bawah Rp25 juta, secara tegas Busyro menolaknya, sebab jika diampuni maka bisa dijadikan "latihan" korupsi kecil-kecilan di tingkat desa, kelurahan dan kecamatan.          Busyro juga mengaku jika keberaniannya maju sebagai ketua KPK antara lain didorong pengalamannya sebagai aktivis Muhammadiyah mulai dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).          Muhammadiyah memiliki tradisi antikorupsi yang sangat kuat, bahkan memiliki mentalitas memberi, bukan meminta. Setiap kegiatan Muhammadiyah, peserta dikenai Sumbangan Wajib Perorangan (SWP) dan Sumbangan Wajib Organisasi (SWO) untuk membiayai sendiri kegiatan dan organisasi.          "Jadi kegiatan Muhammadiyah itu dibiayai secara swadaya, bukan sebaliknya ikut kegiatan, lalu berharap mendapat uang transpor," tegasnya.          Oleh karena itu, lanjutnya, dirinya menyempatkan diri untuk menghadiri acara tersebut karena ia juga berkepentingan untuk berbicara mengenai pencegahan korupsi kepada organisasi pimpinan Din Syamsudin tersebut.          Selain Busyro Muqoddas, sebagai pembicara dalam Kajian Ramadhan di UMM adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dan Malik Fadjar, Azyumardi Azra, Syafiq A Mughny, Ketua PWM Jawa Timur Prof Dr Thohir Luth serta Gubernur Jatim Soekarwo. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024