Praya, NTB (ANTARA) - Jajaran Polres Lombok Tengah bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) di daerah setempat melakukan pengecekan ke pasar hewan dan rumah potong hewan (RPH) sebagai upaya membantu penanganan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak sapi yang telah masuk di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kapolres Lombok Tengah AKBP Hery Indra Cahyono dalam keterangan tertulisnya di Praya, Jumat mengatakan, pihaknya mendampingi Distanak melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap dua pasar hewan dan 26 rumah potong hewan tersebut guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku hewan ternak yang saat ini mulai meresahkan masyarakat.
"Kami akan terus berkoordinasi dan kerja sama dengan Distanak untuk membantu penanganan penyebaran penyakit tersebut di Kabupaten Lombok Tengah," katanya.
Kasus wabah penyakit mulut dan kuku terhadap hewan ternak di Lombok Tengah pertama kali dilaporkan di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah.
Untuk itu, pihaknya siap mendukung langkah dari pemerintah daerah melakukan upaya penyekatan di pasar dan tempat pemotongan hewan guna mencegah penyebaran penyakit tersebut.
"Kita siap membantu untuk melakukan pengawasan dan pengecekan ketat terhadap proses perdagangan hewan ternak, tentunya mengacu dengan surat edaran Bupati Lombok Tengah yang rencananya akan segera dikeluarkan," katanya.
Selain itu, Polres Lombok Tengah bersama Distanak juga telah melakukan pendataan untuk menentukan luas penyebaran serta jumlah ternak yang berpotensi tertular penyakit PMK.
Kapolres mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tenang dengan munculnya wabah penyakit tersebut, karena pemerintah daerah sudah melakukan pengebalan, pengobatan dan penyemprotan disinfektan terhadap hewan yang diduga terjangkit PMK.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang terkait dengan adanya temuan wabah PMK ini," katanya.
Sebelumnya, ratusan ternak sapi di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, NTB positif terserang virus atau penyakit mulut dan kuku (PMK) seperti yang merebak di Provinsi Jawa Timur.
"Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah telah menerima hasil sampel yang telah dikirim ke Lab Denpasar, hasilnya positif PMK yang mengakibatkan infeksi pada rongga mulut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Taufikurahman.
Penyebaran virus PMK ini mulai meluas hingga dua kecamatan, dimana sebelum di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah sebanyak 63 ekor dan sekarang bertambah menjadi 150 ekor di Desa Puyung, Desa Barejulat Kecamatan Jonggat.
"Gejala yang dialami itu hampir sama, sehingga secara populasi ternak sapi itu suspek PMK," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya kejadian itu, pihaknya telah bergerak cepat dengan melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan guna mencegah penyebaran virus PMK ke hewan lainnya.
"Sapi yang terkena wabah PMK itu kita lakukan isolasi secara kelompok," demikian Lalu Taufikurahman .
Kapolres Lombok Tengah AKBP Hery Indra Cahyono dalam keterangan tertulisnya di Praya, Jumat mengatakan, pihaknya mendampingi Distanak melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap dua pasar hewan dan 26 rumah potong hewan tersebut guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku hewan ternak yang saat ini mulai meresahkan masyarakat.
"Kami akan terus berkoordinasi dan kerja sama dengan Distanak untuk membantu penanganan penyebaran penyakit tersebut di Kabupaten Lombok Tengah," katanya.
Kasus wabah penyakit mulut dan kuku terhadap hewan ternak di Lombok Tengah pertama kali dilaporkan di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah.
Untuk itu, pihaknya siap mendukung langkah dari pemerintah daerah melakukan upaya penyekatan di pasar dan tempat pemotongan hewan guna mencegah penyebaran penyakit tersebut.
"Kita siap membantu untuk melakukan pengawasan dan pengecekan ketat terhadap proses perdagangan hewan ternak, tentunya mengacu dengan surat edaran Bupati Lombok Tengah yang rencananya akan segera dikeluarkan," katanya.
Selain itu, Polres Lombok Tengah bersama Distanak juga telah melakukan pendataan untuk menentukan luas penyebaran serta jumlah ternak yang berpotensi tertular penyakit PMK.
Kapolres mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tenang dengan munculnya wabah penyakit tersebut, karena pemerintah daerah sudah melakukan pengebalan, pengobatan dan penyemprotan disinfektan terhadap hewan yang diduga terjangkit PMK.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang terkait dengan adanya temuan wabah PMK ini," katanya.
Sebelumnya, ratusan ternak sapi di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, NTB positif terserang virus atau penyakit mulut dan kuku (PMK) seperti yang merebak di Provinsi Jawa Timur.
"Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah telah menerima hasil sampel yang telah dikirim ke Lab Denpasar, hasilnya positif PMK yang mengakibatkan infeksi pada rongga mulut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Taufikurahman.
Penyebaran virus PMK ini mulai meluas hingga dua kecamatan, dimana sebelum di Desa Kelebuh Kecamatan Praya Tengah sebanyak 63 ekor dan sekarang bertambah menjadi 150 ekor di Desa Puyung, Desa Barejulat Kecamatan Jonggat.
"Gejala yang dialami itu hampir sama, sehingga secara populasi ternak sapi itu suspek PMK," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya kejadian itu, pihaknya telah bergerak cepat dengan melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan guna mencegah penyebaran virus PMK ke hewan lainnya.
"Sapi yang terkena wabah PMK itu kita lakukan isolasi secara kelompok," demikian Lalu Taufikurahman .