Jakarta (ANTARA) - Taiwan menuduh China di balik perkembangan terkini soal polemik daftar kewarganegaraan penonton Piala Dunia 2022 Qatar yang diterapkan oleh panitia penyelenggara setempat dalam laman pengajuan kartu identitas Hayya, yang nantinya juga berlaku sebagai visa masuk.
Kini laman tersebut mencantumkan "Chinese Taipei" sebagai opsi kewarganegaraan penonton Piala Dunia 2022. Padahal tadinya "Taiwan" sempat tercantum, menggantikan "Taiwan, Provinsi dari China" setelah pemerintah Taiwan melancarkan protes.
Terma "Chinese Taipei" biasanya dipakai oleh kontingen Taiwan dalam keikutsertaan di kompetisi-kompetisi olahraga internasional sejak 1981 berdasar kesepakatan Resolusi Nagoya yang dicapai dua tahun sebelumnya untuk menghindari polemik politik.
Baca juga: FIFA persiapan Indonesia gelar Piala Dunia U-20 2023
Penggunaan "Chinese Taipei" tentunya disambut baik oleh Kementerian Luar Negeri China yang "mengapresiasi" langkah pemerintah Qatar "mematuhi Kebijakan Satu Tiongkok dan penanganannya terhadap hal-hal yang relevan sesuai dengan praktik wajar ajang olahraga internasional". Sedangkan Kemenlu Taiwan mengutuk langkah tersebut sembari mengatakan bahwa panitia Piala Dunia 2022 Qatar "gagal menolak tegas intervensi kekuatan politik yang tidak tepat".
Pihak panitia Piala Dunia 2022 maupun kantor komunikasi pemerintah Qatar belum melayani permintaan komentar mengenai polemik tersebut, demikian lansiran Reuters, Selasa.
Baca juga: PSSI katakan tak ada perubahan stadion pertandingan Piala Dunia U-20
Kini laman tersebut mencantumkan "Chinese Taipei" sebagai opsi kewarganegaraan penonton Piala Dunia 2022. Padahal tadinya "Taiwan" sempat tercantum, menggantikan "Taiwan, Provinsi dari China" setelah pemerintah Taiwan melancarkan protes.
Terma "Chinese Taipei" biasanya dipakai oleh kontingen Taiwan dalam keikutsertaan di kompetisi-kompetisi olahraga internasional sejak 1981 berdasar kesepakatan Resolusi Nagoya yang dicapai dua tahun sebelumnya untuk menghindari polemik politik.
Baca juga: FIFA persiapan Indonesia gelar Piala Dunia U-20 2023
Penggunaan "Chinese Taipei" tentunya disambut baik oleh Kementerian Luar Negeri China yang "mengapresiasi" langkah pemerintah Qatar "mematuhi Kebijakan Satu Tiongkok dan penanganannya terhadap hal-hal yang relevan sesuai dengan praktik wajar ajang olahraga internasional". Sedangkan Kemenlu Taiwan mengutuk langkah tersebut sembari mengatakan bahwa panitia Piala Dunia 2022 Qatar "gagal menolak tegas intervensi kekuatan politik yang tidak tepat".
Pihak panitia Piala Dunia 2022 maupun kantor komunikasi pemerintah Qatar belum melayani permintaan komentar mengenai polemik tersebut, demikian lansiran Reuters, Selasa.
Baca juga: PSSI katakan tak ada perubahan stadion pertandingan Piala Dunia U-20