Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional bola basket China Du Feng mengaku tidak puas dengan cara para pemainnya meraih kemenangan 80-79 melawan Bahrain dalam lanjutan Grup B Piala FIBA Asia 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis.
Pasalnya dalam pertandingan itu, Feng dipaksa memutar otak oleh dua pemainnya sendiri, yakni Zhao Rui dan Sun Minghui, yang diusir dari lapangan di paruh pertama laga. "Ini penampilan yang sangat buruk bagi kami. Karena seharusnya dalam sebuah pertandingan kami lebih fokus untuk mengeksekusi strategi," kata Du dalam keterangan pers selepas pertandingan.
Zhao lebih dulu diusir wasit karena dua pelanggaran teknis beruntun pada sisa waktu lima menit 46 detik, lantas sekira dua menit kemudian giliran Sun yang di-eject karena dijatuhi disqualifying foul. Hal itu memaksa Feng cuma memiliki sisa sembilan pemain untuk dirotasi di sisa waktu pertandingan lantaran Zhou Qi sejak awal tampak tak mengikuti pemanasan dan sama sekali tak melepaskan jaket yang dikenakannya.
Padahal, China memasuki pertandingan dengan sedikit suntikan tenaga karena kapten Wang Zhelin bisa melantai, setelah absen di gim pertama, meskipun bukan sebagai pancamula. "Saya paham Sun dan Zhao berusaha membela tim ini, tapi mereka tidak melakukannya dengan kepala dingin, sehingga ejection mereka merugikan kami, mengubah emosi tim," kata Du. "Apapun masalah yang dihadapi di atas lapangan, kami seharusnya memprioritaskan kepentingan tim," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Eksekusi tembakan Indonesia harus lebih baik lawan Yordania
Baca juga: Indonesia gunakan sistem permainan Rajko Toroman di FIBA Asia Cup
China sebetulnya tampil begitu moncer di kuarter pertama, di mana mereka memimpin 29-18 berkat keberhasilan mengonversi enam dari sembilan percobaan tripoin. Akan tetapi, peruntungan China tampak berbalik 180 derajat sejak pengusiran Zhao dan Sun yang bisa dimanfaatkan Bahrain untuk memangkas jarak ketertinggalan bahkan dua kali merebut keunggulan pada kuarter ketiga dan keempat.
Beruntung, Bahrain terjebak oleh keteledoran mereka sendiri saat memiliki penguasaan bola pada sisa waktu 5,4 detik. Alih-alih mencari foul dari China untuk membalikkan ketertinggalan 79-80, Bahrain malah membuang penguasaan bola itu secara sia-sia.
Gu Quan yang menjadi pendulang angka terbanyak China dengan 22 poin sepakat dengan evaluasi pelatihnya. "Ini penampilan yang buruk bagi kami, terutama di lini serang di mana kami tidak bisa mengendalikan bola dan kerap melakukan turnover, terlebih sejak dua pemain penting kami di-eject, itu menimbulkan masalah besar," katanya. "Sebagai tim kami seharusnya bersatu padu dan menyamakan visi di atas lapangan di setiap gim," pungkas Gu.
Kemenangan atas Bahrain memastikan China akan menjalani playoff untuk perebutan satu tiket perempat final melawan salah satu tim Grup A.
China untuk sementara berada di posisi ketiga di bawah Taiwan meski sama-sama mengoleksi tiga poin, dan kedua tim akan menjalani penentuan siapa yang finis lebih tinggi di klasemen akhir Grup B pada Sabtu (16/7). Apabila finis di posisi kedua, China akan bertemu urutan ketiga Grup A, dan sebaliknya.
Pasalnya dalam pertandingan itu, Feng dipaksa memutar otak oleh dua pemainnya sendiri, yakni Zhao Rui dan Sun Minghui, yang diusir dari lapangan di paruh pertama laga. "Ini penampilan yang sangat buruk bagi kami. Karena seharusnya dalam sebuah pertandingan kami lebih fokus untuk mengeksekusi strategi," kata Du dalam keterangan pers selepas pertandingan.
Zhao lebih dulu diusir wasit karena dua pelanggaran teknis beruntun pada sisa waktu lima menit 46 detik, lantas sekira dua menit kemudian giliran Sun yang di-eject karena dijatuhi disqualifying foul. Hal itu memaksa Feng cuma memiliki sisa sembilan pemain untuk dirotasi di sisa waktu pertandingan lantaran Zhou Qi sejak awal tampak tak mengikuti pemanasan dan sama sekali tak melepaskan jaket yang dikenakannya.
Padahal, China memasuki pertandingan dengan sedikit suntikan tenaga karena kapten Wang Zhelin bisa melantai, setelah absen di gim pertama, meskipun bukan sebagai pancamula. "Saya paham Sun dan Zhao berusaha membela tim ini, tapi mereka tidak melakukannya dengan kepala dingin, sehingga ejection mereka merugikan kami, mengubah emosi tim," kata Du. "Apapun masalah yang dihadapi di atas lapangan, kami seharusnya memprioritaskan kepentingan tim," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Eksekusi tembakan Indonesia harus lebih baik lawan Yordania
Baca juga: Indonesia gunakan sistem permainan Rajko Toroman di FIBA Asia Cup
China sebetulnya tampil begitu moncer di kuarter pertama, di mana mereka memimpin 29-18 berkat keberhasilan mengonversi enam dari sembilan percobaan tripoin. Akan tetapi, peruntungan China tampak berbalik 180 derajat sejak pengusiran Zhao dan Sun yang bisa dimanfaatkan Bahrain untuk memangkas jarak ketertinggalan bahkan dua kali merebut keunggulan pada kuarter ketiga dan keempat.
Beruntung, Bahrain terjebak oleh keteledoran mereka sendiri saat memiliki penguasaan bola pada sisa waktu 5,4 detik. Alih-alih mencari foul dari China untuk membalikkan ketertinggalan 79-80, Bahrain malah membuang penguasaan bola itu secara sia-sia.
Gu Quan yang menjadi pendulang angka terbanyak China dengan 22 poin sepakat dengan evaluasi pelatihnya. "Ini penampilan yang buruk bagi kami, terutama di lini serang di mana kami tidak bisa mengendalikan bola dan kerap melakukan turnover, terlebih sejak dua pemain penting kami di-eject, itu menimbulkan masalah besar," katanya. "Sebagai tim kami seharusnya bersatu padu dan menyamakan visi di atas lapangan di setiap gim," pungkas Gu.
Kemenangan atas Bahrain memastikan China akan menjalani playoff untuk perebutan satu tiket perempat final melawan salah satu tim Grup A.
China untuk sementara berada di posisi ketiga di bawah Taiwan meski sama-sama mengoleksi tiga poin, dan kedua tim akan menjalani penentuan siapa yang finis lebih tinggi di klasemen akhir Grup B pada Sabtu (16/7). Apabila finis di posisi kedua, China akan bertemu urutan ketiga Grup A, dan sebaliknya.