Jakarta (ANTARA) - Hari Sabtu 23 Juli pukul 16.00 WIB, Liga 1 Indonesia akan mengawali musim baru 2022-2023 ketika Bali United menghadapi Persija Jakarta. Itu adalah satu dari jadwal pertandingan musim ini yang sudah dirilis oleh penyelenggara kompetisi, PT Liga Indonesia Baru yang biasa disebut LIB saja. Baru pekan pertama memang, setelah draft jadwal seluruhnya memicu polemik.
Polemik itu berpusat pada beberapa pertandingan yang dilangsungkan malam hari, antara pukul 20.00 WIB dan 20.45 WIB. Sebagian kalangan mempertanyakan mengapa harus semalam itu. Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita memiliki jawaban untuk pertanyaan semacam ini.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa unsur pemegang hak siar harus diikuti dalam menyusun jadwal. Menurut mereka, pada jam segitulah penonton sudah santai di rumah sambil menunggu istirahat," kata Akhmad kepada pers dua hari lalu.
Pemegang hak siar pertandingan Liga 1 musim 2022/2023 adalah Elang Mahkota Teknologi atau Emtek. Mereka menjadi official broadcaster Liga 1 sampai musim 2024/2025.
Draft jadwal itu sempat diprotes Persib yang menuntut jadwal lebih adil. Persib merasa mendapatkan perlakuan tidak adil karena 15 dari 17 pertandingan putaran pertamanya digelar pada malam hari. Tim lain yang memiliki jatah bermain malam hari lebih banyak adalah Persija.
Namun yang mengajukan protes baru Maung Bandung yang beberapa hari lalu melayangkan surat protes bernomor 05/DIR/-PBB/VII/2022 yang ditandatangani Direktur Persib Teddy Tjahjono, kepada LIB.
Baca juga: Pelatih Erik ten Hag tegaskan Ronaldo tak dijual
Dalam surat itu Persib menulis "dengan mempertimbangkan faktor kesehatan dari tim kami serta asas keadilan bagi semua tim peserta Liga 1-2022/2023, bersama ini kami menyampaikan keberatan kami mengenai draf jadwal pertandingan Persib Liga 1- 2022/2023."
Di sini, Persib menekankan unsur keadilan yang sangat dijunjung tinggi oleh dunia olahraga yang juga bagian sentral dari sportivitas. LIB beralasan bahwa memasukkan Persib dan Jakarta dalam daftar pertandingan yang lebih sering malamnya ketimbang sore, karena kedua tim ini memiliki banyak penggemar. Ini menjadi jaminan laga-laga Persib bakal ditonton pemirsa televisi yang jauh lebih banyak. "Kami tak bisa memungkiri Persija atau Persib banyak penontonnya," kata Akhmad Lukita.
Tentang prime time
Dengan demikian, menaruh jam pertandingan yang dianggap terlalu malam, bukan sebagai upaya tidak adil kepada Persib dan Persija.
Upaya itu ditempuh lebih karena alasan waktu siaran yang lebih khusus lagi menyangkut prime time di mana dalam periode waktu inilah jumlah penonton acara televisi mencapai puncaknya. Dan itu berkaitan dengan iklan besar yang akan menjadi pemasukan besar untuk stasiun televisi yang menyiarkan tayangan. Ini logika biasa dalam bisnis televisi.
Dari definisi umum yang dikenal selama ini, prime time adalah waktu yang tepat untuk menjangkau pemirsa TV dalam jumlah besar, yakni dari 8 malam sampai 11 malam. Menurut Nielsen, pemirsa menonton televisi akan menghabiskan waktu hampir 2 jam per hari selama jam-jam prime time. Durasi ini berkurang menjadi lebih dari 1 setengah jam menonton ketika siang hari dari pukul 11:00 sampai pukul 15:00. Ini terus berkurang pada jam-jam pagi (06.00-10.00) dan larut malam (11.00-22.00).
Sebenarnya ini sudah umum dipraktikkan oleh para pelaku siaran olahraga langsung di mana-mana, tak cuma di Indonesia. Namun tetap saja pemakluman kepada televisi dalam menomorsatukan prime time bukan berarti protes Persib tak dipedulikan, apalagi alasan Persib lebih kepada aspek keolahragaan dan kesehatan atlet yang semestinya menjadi perhatian penyelenggara kompetisi.
Oleh karena itu, suara Persib mengenai "asas keadilan" harus didengar. Bukan saja demi Persib, namun juga sebagai pesan keadilan untuk semua anggota komunitas sepakbola nasional dan Liga 1 Indonesia khususnya.
Baca juga: MU yakin dipilih Christian Eriksen
LIB sendiri sigap memperbaikinya. Buktinya, dalam jadwal pekan pertama Liga 1 musim ini, pertandingan Bali United melawan Persija Jakarta yang dalam draft sebelumnya berlangsung pukul 20:30 WIB, kini sudah dimajukan menjadi pukul 16:00 WIB.
Sebagai referensi saja, sebagian besar liga sepak bola profesional di seluruh dunia hampir tak pernah memberikan status khusus untuk sebuah klub dengan menaruhnya pada jadwal-jadwal yang khusus, hanya karena tim itu memiliki penggemar lebih banyak atau terbanyak.
Liga Premier Inggris misalnya. Tak ada "perlakuan khusus" kepada tim-tim besar seperti Manchester City, Liverpool, Chelsea, Manchester United, Arsenal dan Tottenham Hotspur yang memiliki penggemar lebih banyak dibandingkan dengan tim-tim Inggris lainnya.
Semua tim ini ditempatkan pada jadwal pertandingan yang sama. Prinsipnya, mereka menjunjung kesetaraan yang termasuk determinan pokok dalam sportivitas yang merupakan nilai luhur sepak bola dan olahraga.
Demi citra sepak bola
Yang berbeda dari Liga Inggris adalah jam tanding akan lebih malam jika pertandingan digelar bukan saat akhir pekan pada Sabtu dan Minggu. Asumsinya, dua hari itu adalah hari libur sehingga sebagian besar orang dianggap berada di rumah atau di tempat-tempat yang santai bersama kerabat atau teman. Maka dalam dua hari ini, semua jam diasumsikan sebagai prime time. Oleh karena itu, saat akhir pekan Liga Premier Inggris memakai jadwal antara 12.30 sampai 17.30.
Tetapi lain jika pertandingan harus dilakukan pada hari biasa, entah Senin, Kamis, Jumat, atau lainnya. Dalam hari-hari seperti ini Liga Inggris biasanya menetapkan jam pertandingan antara pukul 19.30 sampai 20.00.
Lain lagi dengan Liga Spanyol, Liga Italia dan Liga Prancis. Liga-liga ini kadang memasukkan jadwal pertandingan sampai larut malam pukul 21.00 yang tak saja untuk hari biasa, namun juga saat akhir pekan.
Oleh karena para penggemar bola sudah terbiasa menyaksikan klub-klub besar seperti Real Madrid, Barcelona, Juventus, Inter Milan, AC Milan atau Paris Saint Germain bermain malam hari. Cuma, jatahnya lebih proporsional dibandingkan dengan draft yang sudah dilihat Persib untuk jadwal pertandingan Liga 1 Indonesia itu.
Semangatnya adalah menjunjung kesetaraan yang berkaitan dengan sportivitas yang esensial dalam kompetisi olahraga. Kemudian, mengingat pertandingan Liga 1 Indonesia nanti bakal disaksikan langsung di stadion, waktu yang terlalu malam bisa berisiko bagi sebagian klub yang memiliki pendukung fanatik dengan riwayat kekerasan, entah di sekitar stadion maupun jauh di area stadion. Ini juga mesti menjadi bahan pertimbangan.
Tapi di balik ini semua, ada pesan bagus bahwa tayangan sepakbola dan olahraga nasional mulai diperhatikan serius oleh dunia pertelevisian nasional. Menjamurnya platform-platform video streaming dan kanal-kanal media sosial sering membuat acara televisi menjadi terkesampingkan, sehingga menekan pemasukan untuk bisnis siaran.
Platform video streaming sendiri meraup pemirsa acara televisi dan film yang luar biasa di banyak negara, termasuk Indonesia. Di tengah situasi ini, siaran olahraga langsung menjadi benteng terakhir televisi tradisional.
Dan itu realitas yang terjadi di mana-mana di dunia ini, termasuk di Amerika Serikat. Di banyak stasiun televisi di negara ini, siaran langsung olahraga bahkan bisa menyumbangkan 75 dari 100 program yang paling banyak ditonton sepanjang 2021. Dan ini jaminan untuk masuknya iklan dan pemasukan keuangan besar untuk televisi.
Namun, kembali ke konteks Liga 1 Indonesia, kepentingan pemain dan suara klub, serta dampak terhadap khalayak, seyogyanya juga menjadi pertimbangan karena apa yang terjadi di dalam dan di luar lapangan akan berpengaruh langsung kepada citra dan kemajuan sepak bola nasional.
Polemik itu berpusat pada beberapa pertandingan yang dilangsungkan malam hari, antara pukul 20.00 WIB dan 20.45 WIB. Sebagian kalangan mempertanyakan mengapa harus semalam itu. Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita memiliki jawaban untuk pertanyaan semacam ini.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa unsur pemegang hak siar harus diikuti dalam menyusun jadwal. Menurut mereka, pada jam segitulah penonton sudah santai di rumah sambil menunggu istirahat," kata Akhmad kepada pers dua hari lalu.
Pemegang hak siar pertandingan Liga 1 musim 2022/2023 adalah Elang Mahkota Teknologi atau Emtek. Mereka menjadi official broadcaster Liga 1 sampai musim 2024/2025.
Draft jadwal itu sempat diprotes Persib yang menuntut jadwal lebih adil. Persib merasa mendapatkan perlakuan tidak adil karena 15 dari 17 pertandingan putaran pertamanya digelar pada malam hari. Tim lain yang memiliki jatah bermain malam hari lebih banyak adalah Persija.
Namun yang mengajukan protes baru Maung Bandung yang beberapa hari lalu melayangkan surat protes bernomor 05/DIR/-PBB/VII/2022 yang ditandatangani Direktur Persib Teddy Tjahjono, kepada LIB.
Baca juga: Pelatih Erik ten Hag tegaskan Ronaldo tak dijual
Dalam surat itu Persib menulis "dengan mempertimbangkan faktor kesehatan dari tim kami serta asas keadilan bagi semua tim peserta Liga 1-2022/2023, bersama ini kami menyampaikan keberatan kami mengenai draf jadwal pertandingan Persib Liga 1- 2022/2023."
Di sini, Persib menekankan unsur keadilan yang sangat dijunjung tinggi oleh dunia olahraga yang juga bagian sentral dari sportivitas. LIB beralasan bahwa memasukkan Persib dan Jakarta dalam daftar pertandingan yang lebih sering malamnya ketimbang sore, karena kedua tim ini memiliki banyak penggemar. Ini menjadi jaminan laga-laga Persib bakal ditonton pemirsa televisi yang jauh lebih banyak. "Kami tak bisa memungkiri Persija atau Persib banyak penontonnya," kata Akhmad Lukita.
Tentang prime time
Dengan demikian, menaruh jam pertandingan yang dianggap terlalu malam, bukan sebagai upaya tidak adil kepada Persib dan Persija.
Upaya itu ditempuh lebih karena alasan waktu siaran yang lebih khusus lagi menyangkut prime time di mana dalam periode waktu inilah jumlah penonton acara televisi mencapai puncaknya. Dan itu berkaitan dengan iklan besar yang akan menjadi pemasukan besar untuk stasiun televisi yang menyiarkan tayangan. Ini logika biasa dalam bisnis televisi.
Dari definisi umum yang dikenal selama ini, prime time adalah waktu yang tepat untuk menjangkau pemirsa TV dalam jumlah besar, yakni dari 8 malam sampai 11 malam. Menurut Nielsen, pemirsa menonton televisi akan menghabiskan waktu hampir 2 jam per hari selama jam-jam prime time. Durasi ini berkurang menjadi lebih dari 1 setengah jam menonton ketika siang hari dari pukul 11:00 sampai pukul 15:00. Ini terus berkurang pada jam-jam pagi (06.00-10.00) dan larut malam (11.00-22.00).
Sebenarnya ini sudah umum dipraktikkan oleh para pelaku siaran olahraga langsung di mana-mana, tak cuma di Indonesia. Namun tetap saja pemakluman kepada televisi dalam menomorsatukan prime time bukan berarti protes Persib tak dipedulikan, apalagi alasan Persib lebih kepada aspek keolahragaan dan kesehatan atlet yang semestinya menjadi perhatian penyelenggara kompetisi.
Oleh karena itu, suara Persib mengenai "asas keadilan" harus didengar. Bukan saja demi Persib, namun juga sebagai pesan keadilan untuk semua anggota komunitas sepakbola nasional dan Liga 1 Indonesia khususnya.
Baca juga: MU yakin dipilih Christian Eriksen
LIB sendiri sigap memperbaikinya. Buktinya, dalam jadwal pekan pertama Liga 1 musim ini, pertandingan Bali United melawan Persija Jakarta yang dalam draft sebelumnya berlangsung pukul 20:30 WIB, kini sudah dimajukan menjadi pukul 16:00 WIB.
Sebagai referensi saja, sebagian besar liga sepak bola profesional di seluruh dunia hampir tak pernah memberikan status khusus untuk sebuah klub dengan menaruhnya pada jadwal-jadwal yang khusus, hanya karena tim itu memiliki penggemar lebih banyak atau terbanyak.
Liga Premier Inggris misalnya. Tak ada "perlakuan khusus" kepada tim-tim besar seperti Manchester City, Liverpool, Chelsea, Manchester United, Arsenal dan Tottenham Hotspur yang memiliki penggemar lebih banyak dibandingkan dengan tim-tim Inggris lainnya.
Semua tim ini ditempatkan pada jadwal pertandingan yang sama. Prinsipnya, mereka menjunjung kesetaraan yang termasuk determinan pokok dalam sportivitas yang merupakan nilai luhur sepak bola dan olahraga.
Demi citra sepak bola
Yang berbeda dari Liga Inggris adalah jam tanding akan lebih malam jika pertandingan digelar bukan saat akhir pekan pada Sabtu dan Minggu. Asumsinya, dua hari itu adalah hari libur sehingga sebagian besar orang dianggap berada di rumah atau di tempat-tempat yang santai bersama kerabat atau teman. Maka dalam dua hari ini, semua jam diasumsikan sebagai prime time. Oleh karena itu, saat akhir pekan Liga Premier Inggris memakai jadwal antara 12.30 sampai 17.30.
Tetapi lain jika pertandingan harus dilakukan pada hari biasa, entah Senin, Kamis, Jumat, atau lainnya. Dalam hari-hari seperti ini Liga Inggris biasanya menetapkan jam pertandingan antara pukul 19.30 sampai 20.00.
Lain lagi dengan Liga Spanyol, Liga Italia dan Liga Prancis. Liga-liga ini kadang memasukkan jadwal pertandingan sampai larut malam pukul 21.00 yang tak saja untuk hari biasa, namun juga saat akhir pekan.
Oleh karena para penggemar bola sudah terbiasa menyaksikan klub-klub besar seperti Real Madrid, Barcelona, Juventus, Inter Milan, AC Milan atau Paris Saint Germain bermain malam hari. Cuma, jatahnya lebih proporsional dibandingkan dengan draft yang sudah dilihat Persib untuk jadwal pertandingan Liga 1 Indonesia itu.
Semangatnya adalah menjunjung kesetaraan yang berkaitan dengan sportivitas yang esensial dalam kompetisi olahraga. Kemudian, mengingat pertandingan Liga 1 Indonesia nanti bakal disaksikan langsung di stadion, waktu yang terlalu malam bisa berisiko bagi sebagian klub yang memiliki pendukung fanatik dengan riwayat kekerasan, entah di sekitar stadion maupun jauh di area stadion. Ini juga mesti menjadi bahan pertimbangan.
Tapi di balik ini semua, ada pesan bagus bahwa tayangan sepakbola dan olahraga nasional mulai diperhatikan serius oleh dunia pertelevisian nasional. Menjamurnya platform-platform video streaming dan kanal-kanal media sosial sering membuat acara televisi menjadi terkesampingkan, sehingga menekan pemasukan untuk bisnis siaran.
Platform video streaming sendiri meraup pemirsa acara televisi dan film yang luar biasa di banyak negara, termasuk Indonesia. Di tengah situasi ini, siaran olahraga langsung menjadi benteng terakhir televisi tradisional.
Dan itu realitas yang terjadi di mana-mana di dunia ini, termasuk di Amerika Serikat. Di banyak stasiun televisi di negara ini, siaran langsung olahraga bahkan bisa menyumbangkan 75 dari 100 program yang paling banyak ditonton sepanjang 2021. Dan ini jaminan untuk masuknya iklan dan pemasukan keuangan besar untuk televisi.
Namun, kembali ke konteks Liga 1 Indonesia, kepentingan pemain dan suara klub, serta dampak terhadap khalayak, seyogyanya juga menjadi pertimbangan karena apa yang terjadi di dalam dan di luar lapangan akan berpengaruh langsung kepada citra dan kemajuan sepak bola nasional.