Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat mengoptimalkan tugas para penyapu jalan untuk membersihkan jalan-jalan lingkungan di enam kecamatan setelah mesin penyapu jalan beroperasi mengatasi sampah di jalan protokol di daerah itu.
"Tujuannya agar jalan lingkungan juga bisa tetap bersih," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram M. Kemal Islam di Mataram, Jumat.
Dia mengatakan keberadaan mesin penyapu jalan (road sweeper) untuk daerah setempat dengan kapasitas dua ton yang saat dalam tahap perakitan itu, tidak akan berdampak terhadap pengurangan jumlah petugas penyapu jalan saat ini.
"Sebaliknya, kita sebenarnya kekurangan sekitar 100 orang buruh sapu, tapi kita tidak bisa rekrut karena kemampuan APBD terbatas," katanya.
Pemerintah Kota Mataram menargetkan perakitan mesin itu selesai akhir Juli mendatang sehingga mulai awal Agustus 2022 sudah diterima pemkot setempat untuk selanjutnya dioperasikan dengan prioritas membersihkan berbagai jalan protokol di daerah itu dari sampah.
Selain memiliki kapasitas menampung sampah hingga dua ton, kata dia, mesin penyapu jalan dibeli seharga sekitar Rp1,9 miliar itu, juga secara otomatis menjadi alat pres sampah.
Dengan demikian, ujar dia, sampah yang dikumpulkan dari jalan tidak dibuang ke TPA Kebon Kongok, melainkan ke TPS 3R atau pusat pengolahan sampah.
"Jadi dengan mesin ini kita sudah melakukan pemilihan sampah secara otomatis, sebab sampah yang disapu di jalan rata-rata sampah organik," katanya.
"Tujuannya agar jalan lingkungan juga bisa tetap bersih," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram M. Kemal Islam di Mataram, Jumat.
Dia mengatakan keberadaan mesin penyapu jalan (road sweeper) untuk daerah setempat dengan kapasitas dua ton yang saat dalam tahap perakitan itu, tidak akan berdampak terhadap pengurangan jumlah petugas penyapu jalan saat ini.
"Sebaliknya, kita sebenarnya kekurangan sekitar 100 orang buruh sapu, tapi kita tidak bisa rekrut karena kemampuan APBD terbatas," katanya.
Pemerintah Kota Mataram menargetkan perakitan mesin itu selesai akhir Juli mendatang sehingga mulai awal Agustus 2022 sudah diterima pemkot setempat untuk selanjutnya dioperasikan dengan prioritas membersihkan berbagai jalan protokol di daerah itu dari sampah.
Selain memiliki kapasitas menampung sampah hingga dua ton, kata dia, mesin penyapu jalan dibeli seharga sekitar Rp1,9 miliar itu, juga secara otomatis menjadi alat pres sampah.
Dengan demikian, ujar dia, sampah yang dikumpulkan dari jalan tidak dibuang ke TPA Kebon Kongok, melainkan ke TPS 3R atau pusat pengolahan sampah.
"Jadi dengan mesin ini kita sudah melakukan pemilihan sampah secara otomatis, sebab sampah yang disapu di jalan rata-rata sampah organik," katanya.