Jakarta (ANTARA) -
Ketua Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup 2022 Junas Miradiarsyah membenarkan konflik yang terjadi antara tim bola basket Yordania dan Lebanon. Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu malam, Junas mengungkapkan kericuhan terjadi di Hotel Fairmont, tepatnya di lift salah satu lantai tempat penginapan seluruh tim peserta, tadi siang.
Insiden bermula dari tim Lebanon yang kembali ke hotel setelah menjalani latihan. Beberapa pemain langsung menuju ruang makan yang disediakan hotel, sementara satu pemain Lebanon sendirian naik menggunakan lift menuju kamarnya.
Dalam perjalanan menuju kamar, lift berhenti di lantai yang dihuni tim Yordania. Salah satu pemain Yordania menarik pemain tersebut dan terjadi kericuhan. Pemain bersangkutan kemudian memberi tahu rekannya yang tengah makan di lantai dasar. Para pemain ini kemudian bergegas naik menuju lantai tempat rekannya tersebut mendapatkan peristiwa tidak menyenangkan.
Dalam perjalanan menuju lantai tersebut, sejumlah pemain Lebanon kemudian bertemu delegasi Yordania dan terjadi kericuhan. Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk antisipasi dan penanganan kejadian tersebut. Pengamanan di hotel tempat menginap pun ditambah dengan kehadiran personel kepolisian.
"Benar ada kericuhan yang terjadi melibatkan tim Yordania dan Lebanon. Meski ini terjadi di luar lapangan, penanganan keamanan di lokasi sebagai LOC langsung mengambil langkah-langkah responsif dan antisipatif dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian demi menjadikan kondisi kembali kondusif. Sebagai LOC, kami juga melaporkan kejadian ini kepada FIBA," kata Junas.
Baca juga: Yordania terancam menghadapi Selandia Baru dalam kondisi pincang
Baca juga: Tunggu dua laga sengit perebutan tiket final FIBA Asia Cup
Junas menyampaikan, saat ini kondisi dan keamanan pasca kericuhan sudah dalam kendali panitia pelaksana. Sebelumnya, pelatih Yordania Wesam Al-Sous mengatakan serangan tersebut menjadi salah satu faktor non-teknis yang mengganggu permainan sehingga kalah dari Selandia Baru dalam laga perebutan tempat ketiga FIBA Asia Cup 2022.
Baca juga: Yordania terancam menghadapi Selandia Baru dalam kondisi pincang
Baca juga: Tunggu dua laga sengit perebutan tiket final FIBA Asia Cup
Junas menyampaikan, saat ini kondisi dan keamanan pasca kericuhan sudah dalam kendali panitia pelaksana. Sebelumnya, pelatih Yordania Wesam Al-Sous mengatakan serangan tersebut menjadi salah satu faktor non-teknis yang mengganggu permainan sehingga kalah dari Selandia Baru dalam laga perebutan tempat ketiga FIBA Asia Cup 2022.
Dalam pertandingan di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, yang dimulai pukul 17:30 WIB, Yordania kalah dari Selandia Baru dengan skor 75-83.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya, asisten, pelatih kebugaran, mendapat serangan dari tim nasional Lebanon. Saya tidak tahu alasannya mengapa terjadi seperti itu. Bahkan satu di antara mereka memegang senjata tajam. Saya tidak tahu siapa namanya," kata Wesam dalam konferensi pers usai laga melawan Selandia Baru.
Wesam dalam kesempatan tersebut tak secara rinci menjelaskan penyebab dari insiden tersebut. Namun, dia menegaskan tidak akan memperpanjang atas peristiwa yang terjadi.
"Saya tidak akan memperpanjang atas kejadian tersebut. Kami sebagai Yordania tidak akan melakukan tindakan apa pun dan akan melihat sejauh mana kami mentoleransi kejadian tersebut," katanya.
"Terlepas apa pun informasi dan spekulasi di luar sana, itu lah yang terjadi. Saya orang yang damai dan saya hanya lah seorang profesional yang hanya ingin bermain basket," ujar Wesam menuturkan.