Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Tinju Dunia (WBA) menetapkan 21 Agustus sebagai tanggal lelang untuk duel antara pemegang gelar juara dunia WBA kelas berat ringan WBA Dmity Bivol dan Gilberto Ramirez. Seperti dilansir dalam laman resmi WBA, Jumat, lelang akan berlangsung di Caribe Royale Hotel, Orlando, Florida, pukul 15:00 waktu setempat.
WBA sebelumnya memberikan batas waktu untuk Bivol dan Ramirez bernegosiasi pada 11 Juli hingga 10 Agustus. Namun hingga tenggat tersebut, kedua belah pihak tidak menemui kesepakatan. Hingga akhirnya WBA turun tangan dan telah bersurat untuk mengajukan penawaran. Jumlah minimum untuk lelang duel ini adalah 400 ribu dolar AS (sekitar Rp5,8 miliar).
Bivol sebagai juara bertahan akan mendapatkan 75 persen dari nilai lelang. Sedangkan sisanya menjadi milik Ramirez sebagai penantang. Bivol menyandang titel WBA sejak November 2017 dan tercatat delapan kali sukses memenangi duel pertahanan gelar.
Kemudian WBA memerintahkannya untuk melakoni duel wajib melawan Ramirez. Namun kubu Bivol justru meminta izin khusus agar lebih dulu melakoni duel melawan Joshua Buatshi.
WBA tidak memberikan izin karena pada sisi lain Golden Boy Promotions selaku promotor Ramirez, menolak memberikan peluang Bivol melakukan pertarungan pilihan. Ramirez ingin duel tetap dilakukan sesuai resolusi awal yang mereka terima pada 11 Juli dengan tenggat 10 Agustus.
"Setelah menerima permintaan izin khusus, panitia mengirimkannya ke Golden Boy, perwakilan dari Ramirez. Mereka keberatan dan mendasarkan posisinya pada resolusi sebelumnya yang telah menunjuknya sebagai penantang resmi," ujar WBA.
Baca juga: PLN raih peringkat teratas sebagai perusahaan listrik rendah emisi
Baca juga: Hasil duel Charlo vs Castano, imbang dan penuh drama
Bivol kali terakhir melakukan duel wajib ketika menang TKO atas Sullivan Barrera pada Maret 2018. Selebihnya, dia melakukan laga tidak wajib, termasuk saat mengalahkan Saul "Canelo" Alvarez pada 7 Mei lalu.
"Sehingga sebagai pemegang gelar, dia harus menghadapi penantang wajib seperti yang ditetapkan sesuai dengan peraturan WBA C.47," kata WBA dalam pernyataannya. Aturan tersebut menyatakan komite dan presiden atas kebijakan mereka sendiri akan mempertimbangkan kepentingan terbaik tinju, tujuan dan kebijakan asosiasi dan faktor-faktor lain yang mungkin relevan, dan harus menggunakan upaya terbaik mereka untuk menyeimbangkan kepentingan yang bersaing. WBA tidak berkewajiban untuk memberikan permintaan izin khusus," kata WBA.
WBA sebelumnya memberikan batas waktu untuk Bivol dan Ramirez bernegosiasi pada 11 Juli hingga 10 Agustus. Namun hingga tenggat tersebut, kedua belah pihak tidak menemui kesepakatan. Hingga akhirnya WBA turun tangan dan telah bersurat untuk mengajukan penawaran. Jumlah minimum untuk lelang duel ini adalah 400 ribu dolar AS (sekitar Rp5,8 miliar).
Bivol sebagai juara bertahan akan mendapatkan 75 persen dari nilai lelang. Sedangkan sisanya menjadi milik Ramirez sebagai penantang. Bivol menyandang titel WBA sejak November 2017 dan tercatat delapan kali sukses memenangi duel pertahanan gelar.
Kemudian WBA memerintahkannya untuk melakoni duel wajib melawan Ramirez. Namun kubu Bivol justru meminta izin khusus agar lebih dulu melakoni duel melawan Joshua Buatshi.
WBA tidak memberikan izin karena pada sisi lain Golden Boy Promotions selaku promotor Ramirez, menolak memberikan peluang Bivol melakukan pertarungan pilihan. Ramirez ingin duel tetap dilakukan sesuai resolusi awal yang mereka terima pada 11 Juli dengan tenggat 10 Agustus.
"Setelah menerima permintaan izin khusus, panitia mengirimkannya ke Golden Boy, perwakilan dari Ramirez. Mereka keberatan dan mendasarkan posisinya pada resolusi sebelumnya yang telah menunjuknya sebagai penantang resmi," ujar WBA.
Baca juga: PLN raih peringkat teratas sebagai perusahaan listrik rendah emisi
Baca juga: Hasil duel Charlo vs Castano, imbang dan penuh drama
Bivol kali terakhir melakukan duel wajib ketika menang TKO atas Sullivan Barrera pada Maret 2018. Selebihnya, dia melakukan laga tidak wajib, termasuk saat mengalahkan Saul "Canelo" Alvarez pada 7 Mei lalu.
"Sehingga sebagai pemegang gelar, dia harus menghadapi penantang wajib seperti yang ditetapkan sesuai dengan peraturan WBA C.47," kata WBA dalam pernyataannya. Aturan tersebut menyatakan komite dan presiden atas kebijakan mereka sendiri akan mempertimbangkan kepentingan terbaik tinju, tujuan dan kebijakan asosiasi dan faktor-faktor lain yang mungkin relevan, dan harus menggunakan upaya terbaik mereka untuk menyeimbangkan kepentingan yang bersaing. WBA tidak berkewajiban untuk memberikan permintaan izin khusus," kata WBA.