New York (ANTARA) - Dolar AS tergelincir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pelaku pasar mencerna data ketenagakerjaan AS untuk Agustus 2022.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,15 persen menjadi 109,5320. Namun, dolar akan terus mendapat dukungan dari kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve. Pasar berjangka telah memperkirakan kemungkinan 75 persen The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan kebijakan September.

"Mengingat pengalaman selama sebulan terakhir dan pidato Ketua Fed Jerome Powell yang sangat hawkish Jumat lalu (26/8/2022), kami ragu bahwa bahkan laporan pekerjaan Agustus yang sedikit lebih lembut ... akan cukup untuk mengurangi perkiraan Fed atau dolar ini," kata analis di ING, dalam sebuah catatan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut telah tercermin paling tajam dalam pasangan dolar AS dan yen Jepang, karena para pedagang semakin melihat kesenjangan suku bunga yang melebar.

Baca juga: Dolar AS jatuh karena euro menguat dipicu prospek ECB
Baca juga: Dolar AS tergelincir jelang pidato ketua Fed

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 0,9968 dolar AS dari 0,9947 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,1513 dolar AS dari 1,1539 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6816 dolar AS dari 0,6784 dolar AS.

Dolar AS dibeli 140,12 yen Jepang, lebih rendah dari 140,20 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9803 franc Swiss dari 0,9822 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3124 dolar Kanada dari 1,3165 dolar Kanada.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (2/9/2022) bahwa pengusaha-pengusaha AS menambahkan 315.000 pekerjaan pada Agustus di tengah pasar tenaga kerja yang masih ketat, dengan tingkat pengangguran naik hingga 3,7 persen.

Dalam pidatonya minggu lalu di simposium bank-bank sentralJ ackson Hole, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan "beberapa pelunakan" kondisi pasar tenaga kerja kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi menuju target Fed sebesar 2,0 persen.
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024