Gunungkidul (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong meluncurkan rencana besar pusat pertanian regeneratif Lahan Bumi Watu Obong di Desa Gari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Alue Dohong di Gunungkidul, Sabtu, mengatakan upaya pemulihan bekas tambang tersebut merupakan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan di kawasan Pasar Ekologis Argowijil. "Nantinya kawasan Lahan Bumi Watu Obong akan disulap menjadi pusat pertanian regeneratif," kata dia.
Ia mengatakan pemulihan lahan bekas tambang rakyat dirancang sebagai sebuah program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Lahan-lahan tersebut disulap menjadi lahan produktif untuk kegiatan seperti pertanian, perkebunan, agroforestri
“Desain kita launcing (peluncuran) tahun ini, untuk pembangunan konstruksi akan kita anggarkan untuk pengerjaannya tahun depan,” katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan kawasan Bumi Watu Obong menyimpan cerita yang panjang dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Gunungkidul pada sekitar Tahun 1950-an. Saat itu, banyak masyarakat setempat yang mengantungkan hidupnya dari usaha tobong gamping. Usaha tobong gamping mampu membuat masyarakat bertahan hidup sehingga tobong banyak melibatkan perekonomian.
Baca juga: Dinas Pertanian Lombok Tengah mengusulkan tambahan pupuk bersubsidi
Baca juga: DPR dukung Permentan 10 Tahun 2022 terkait HET pupuk subsidi
“Kebetulan Gunungkidul memiliki batu kapur yang cocok untuk membuat gamping. Batu di kawasan ini dibuat masyarakat untuk menopang hidup. Kehidupan yang seperti ini, tidak lepas dari sejarah yang ada di masa lalu,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Ia mendukung program pemulihan lahan Bumi Watu Obong menjadi wilayah yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Ia berharap, hal ini juga mendukung program langit biru dan kota ramah sepeda yang dicanangkan di Gunungkidul. “Saya ucapan terimakasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang terus memperhatikan wilayah Gunungkidul," katanya.
Alue Dohong di Gunungkidul, Sabtu, mengatakan upaya pemulihan bekas tambang tersebut merupakan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan di kawasan Pasar Ekologis Argowijil. "Nantinya kawasan Lahan Bumi Watu Obong akan disulap menjadi pusat pertanian regeneratif," kata dia.
Ia mengatakan pemulihan lahan bekas tambang rakyat dirancang sebagai sebuah program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Lahan-lahan tersebut disulap menjadi lahan produktif untuk kegiatan seperti pertanian, perkebunan, agroforestri
“Desain kita launcing (peluncuran) tahun ini, untuk pembangunan konstruksi akan kita anggarkan untuk pengerjaannya tahun depan,” katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan kawasan Bumi Watu Obong menyimpan cerita yang panjang dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Gunungkidul pada sekitar Tahun 1950-an. Saat itu, banyak masyarakat setempat yang mengantungkan hidupnya dari usaha tobong gamping. Usaha tobong gamping mampu membuat masyarakat bertahan hidup sehingga tobong banyak melibatkan perekonomian.
Baca juga: Dinas Pertanian Lombok Tengah mengusulkan tambahan pupuk bersubsidi
Baca juga: DPR dukung Permentan 10 Tahun 2022 terkait HET pupuk subsidi
“Kebetulan Gunungkidul memiliki batu kapur yang cocok untuk membuat gamping. Batu di kawasan ini dibuat masyarakat untuk menopang hidup. Kehidupan yang seperti ini, tidak lepas dari sejarah yang ada di masa lalu,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Ia mendukung program pemulihan lahan Bumi Watu Obong menjadi wilayah yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Ia berharap, hal ini juga mendukung program langit biru dan kota ramah sepeda yang dicanangkan di Gunungkidul. “Saya ucapan terimakasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang terus memperhatikan wilayah Gunungkidul," katanya.