Jakarta (ANTARA) - Mayar Sherif menjadi wanita pertama Mesir yang menjuarai Tur WTA ketika pada Sabtu waktu setempat menumbangkan unggulan teratas yang juga petenis nomor tujuh dunia Maria Sakkari dalam final turnamen Parma.
Petenis berusia 26 tahun itu mengalahkan lawannya dari Yunani itu dengan 7-5, 6-3 yang juga menjadi kemenangan atas petenis 10 besar pertamanya. "Ini sangat berarti bagi negara saya," kata Sherif seperti dikutip AFP.
"Ini sangat berarti bagi semua orang di negeri saya, keluarga saya, semua kerja keras, semua perjuangan mental dalam beberapa pekan terakhir. Saya senang dan bahagia sekali. Sama sekali tak mengira." Petenis berperingkat 74 dunia itu mengukirkan namanya dalam sejarah pada hari yang melelahkan ketika memainkan laga semifinal dan final berturut-turut dalam satu hari.
Dia menyelesaikan final dengan 10 pukulan winner dengan 11 unforced error serta 13 break point yang enam di antaranya dikonversi. Sakkari mencetak 22 winner sendiri membuat 22 unforced error. "Saya sudah lelah," kata Sherif setelah kembali dari break awal kedua set dalam final turnamen lapangan tanah liat itu.
"Hari ini adalah hari yang sangat berat bagi saya, berjam-jam di lapangan. Saya senang sekali bisa melaluinya. Pertandingan pertama sangat baik sulit secara emosional maupun mental. Setelah saya memenangkan pertandingan ini, kepercayaan diri saya bertambah."
Baca juga: Petenis Aldila sampai babak kedua ITF Austin
Baca juga: Petenis Aldila Sutjiadi melaju ke babak kedua ITF W25
Sebelumnya pada Sabtu, Sherif, membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk mengalahkan unggulan keenam Ana Bogdan 6-4, 3-6, 6-4 dalam semifinal. Sakkari lolos ke final pertamanya sejak Indian Wells setelah menang 7-5, 6-2 atas petenis Montenegro Danka Konvinic.
Petenis berusia 26 tahun itu mengalahkan lawannya dari Yunani itu dengan 7-5, 6-3 yang juga menjadi kemenangan atas petenis 10 besar pertamanya. "Ini sangat berarti bagi negara saya," kata Sherif seperti dikutip AFP.
"Ini sangat berarti bagi semua orang di negeri saya, keluarga saya, semua kerja keras, semua perjuangan mental dalam beberapa pekan terakhir. Saya senang dan bahagia sekali. Sama sekali tak mengira." Petenis berperingkat 74 dunia itu mengukirkan namanya dalam sejarah pada hari yang melelahkan ketika memainkan laga semifinal dan final berturut-turut dalam satu hari.
Dia menyelesaikan final dengan 10 pukulan winner dengan 11 unforced error serta 13 break point yang enam di antaranya dikonversi. Sakkari mencetak 22 winner sendiri membuat 22 unforced error. "Saya sudah lelah," kata Sherif setelah kembali dari break awal kedua set dalam final turnamen lapangan tanah liat itu.
"Hari ini adalah hari yang sangat berat bagi saya, berjam-jam di lapangan. Saya senang sekali bisa melaluinya. Pertandingan pertama sangat baik sulit secara emosional maupun mental. Setelah saya memenangkan pertandingan ini, kepercayaan diri saya bertambah."
Baca juga: Petenis Aldila sampai babak kedua ITF Austin
Baca juga: Petenis Aldila Sutjiadi melaju ke babak kedua ITF W25
Sebelumnya pada Sabtu, Sherif, membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk mengalahkan unggulan keenam Ana Bogdan 6-4, 3-6, 6-4 dalam semifinal. Sakkari lolos ke final pertamanya sejak Indian Wells setelah menang 7-5, 6-2 atas petenis Montenegro Danka Konvinic.