Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Barat Lalu Mohammad Faozal menyatakan bahwa area parkir yang ada di Kawasan Mandalika kini sudah mampu menampung sekitar 9.000 kendaraan.

"Jadi, daya tampung parkir di Kawasan Mandalika tidak sebesar seperti WSBK (World Superbike) dan MotoGP yang lalu. Sekarang daya tampung sudah hampir 9.000 kendaraan," kata Faozal yang ditemui disela rapat koordinasi persiapan gelaran World Superbike (WSBK) Mandalika 2022 di Mataram, Selasa.

Dia pun memastikan kantong parkir kendaraan di Kawasan Mandalika kini lebih banyak dari pada perhelatan WSBK 2021 dan MotoGP 2022.

"Sekarang itu sudah ada sembilan kantong parkir," ujarnya.

Bahkan, ada satu kantong parkir yang disiapkan khusus untuk kendaraan jenis roda dua. Faozal mengatakan kantong parkir tersebut mampu menampung 5.000 kendaraan jenis roda dua.

Untuk jalur kendaraan keluar-masuk ke kawasan Mandalika, lanjut dia, tidak ada perubahan. Tetap dari dua jalur, yakni jalur Barat Masjid Nurul Bilad, dan Jalur Timur Bundaran Sunggung.

Kemudian, dari sembilan kantong parkir yang sudah disiapkan, seluruhnya dipastikan Faozal berada lebih dekat dengan Sirkuit Mandalika.

"Paling jauh itu, akses dari kantong parkir di Bundaran Sunggung, di situ ada yang jaraknya 3 kilometer ke gerbang sirkuit. Dari jalur Nurul Bilad, itu ada yang 2 kilometer. Tetapi ada yang paling dekat, 500 meter ke gerbang sirkuit," ucap dia.

Selain menyampaikan persiapan kantong parkir, Faozal turut menjelaskan terkait titik penjemputan penonton (koridor) di luar kawasan Mandalika. Sejauh ini, pihaknya telah menyiapkan tiga koridor.

"Tetapi itu akan dilihat lagi perkembangan dari penjualan tiket. Kalau misal dibutuhkan tetap lima koridor, kami akan siapkan moda transportasi di lima koridor," katanya.

Namun, untuk tiga koridor yang kini sudah masuk dalam persiapan WSBK 2022, berada di Dermaga Bangsal, Kabupaten Lombok Utara; Eks Bandara Selaparang, Kota Mataram; dan Bandara International Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).

"Untuk di Pelabuhan Lembar itu biasanya penonton 'kan sudah ada kendaraan sendiri. Mereka bawa mobil dari Jawa atau Bali. Jarang ada yang datang tanpa kendaraan. Itu makanya, kami masih melihat pergerakan dari lembar. Sama juga seperti di titik penjemputan Pelabuhan Kayangan," ujar dia.

Lebih lanjut, Faozal mengatakan bahwa pihaknya tetap berharap tidak ada perubahan dalam skenario manajemen transportasi penonton.

"Kami ingin tidak memperbanyak kendaraan pribadi, dan tetap mendorong untuk penggunaan kendaraan angkutan massal," ucapnya.

Untuk persiapan kendaraan angkutan massal yang menjadi pilihan alternatif para penonton, pihaknya kini masih melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan.

"Kesiapan 'shuttle bus' itu masih menjadi pilihan, karena pusat juga sekarang sedang sibuk dengan persiapan G20. Jadi, pilihan kami, masih cari cara lain, dengan melibatkan angkutan swasta yang ada di sini," kata Faozal.

 

Pewarta : Dhimas Budi Pratama
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024