Mataram, NTB (ANTARA) - Bank Indonesia menggandeng sejumlah pondok pesantren di Nusa Tenggara Barat untuk membantu mengendalikan inflasi dengan memanfaatkan lahannya untuk budi daya tanaman cabai.
Sebagai bentuk sinergi, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyerahkan bantuan tahap pertama bibit cabai sebanyak 14.000 batang kepada Pondok Pesantren Thohir Yasin dan Pondok Pesantren Nurul Islam di Mataram, NTB, Selasa.
Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah, Direktur Departemen Regional Bank Indonesia Naek Tigor Sinaga, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji, dan Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi.
"Penyerahan simbolis bantuan bibit cabai untuk dua pondok pesantren itu adalah bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) pertama," kata Destry.
Bank Indonesia, kata dia, terus berkontribusi nyata dengan memberikan pemikiran dan solusi untuk membantu terwujudnya aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara sistematis dan terencana melalui berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial untuk mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Destry menambahkan aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial rutin dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mewujudkan visi Bank Indonesia.
"Dengan semangat dedikasi untuk negeri, Bank Indonesia akan senantiasa hadir di setiap makna Indonesia, serta memberikan pengabdian terbaik guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera," ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan pemberian bantuan bibit cabai kepada pondok pesantren merupakan salah satu strategi utama dalam pengembangan ekonomi di NTB, yang berorientasi pengendalian inflasi.
"Bank Indonesia mengembangkan klaster ketahanan pangan yang mencakup sembilan klaster sumber tekanan inflasi, yaitu klaster cabai rawit, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, dan sapi di sejumlah daerah sentra," katanya.
Bank Indonesia, kata dia, juga melakukan pengembangan ekonomi berbasis syariah, di mana Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi NTB akan mendorong pemberdayaan ekonomi yang berbasis kemandirian ekonomi pesantren.
Pada 2022, lanjut Heru, terdapat delapan pesantren binaan yang bergerak di unit usaha peternakan, pengolahan produk turunan jahe, dan tambak udang vaname.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Indonesia gandeng pondok pesantren di NTB kendalikan inflasi
Sebagai bentuk sinergi, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyerahkan bantuan tahap pertama bibit cabai sebanyak 14.000 batang kepada Pondok Pesantren Thohir Yasin dan Pondok Pesantren Nurul Islam di Mataram, NTB, Selasa.
Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah, Direktur Departemen Regional Bank Indonesia Naek Tigor Sinaga, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji, dan Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi.
"Penyerahan simbolis bantuan bibit cabai untuk dua pondok pesantren itu adalah bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) pertama," kata Destry.
Bank Indonesia, kata dia, terus berkontribusi nyata dengan memberikan pemikiran dan solusi untuk membantu terwujudnya aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara sistematis dan terencana melalui berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial untuk mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Destry menambahkan aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial rutin dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mewujudkan visi Bank Indonesia.
"Dengan semangat dedikasi untuk negeri, Bank Indonesia akan senantiasa hadir di setiap makna Indonesia, serta memberikan pengabdian terbaik guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera," ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan pemberian bantuan bibit cabai kepada pondok pesantren merupakan salah satu strategi utama dalam pengembangan ekonomi di NTB, yang berorientasi pengendalian inflasi.
"Bank Indonesia mengembangkan klaster ketahanan pangan yang mencakup sembilan klaster sumber tekanan inflasi, yaitu klaster cabai rawit, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, dan sapi di sejumlah daerah sentra," katanya.
Bank Indonesia, kata dia, juga melakukan pengembangan ekonomi berbasis syariah, di mana Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi NTB akan mendorong pemberdayaan ekonomi yang berbasis kemandirian ekonomi pesantren.
Pada 2022, lanjut Heru, terdapat delapan pesantren binaan yang bergerak di unit usaha peternakan, pengolahan produk turunan jahe, dan tambak udang vaname.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Indonesia gandeng pondok pesantren di NTB kendalikan inflasi