Lombok Barat (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menggelar pasar murah di sejumlah kecamatan untuk menjaga kestabilan inflasi khususnya saat permintaan konsumen relatif tinggi menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023.

"Kegiatan pasar murah ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi di Lombok Barat," kata Sekretaris TPID Kabupaten Lombok Barat Rusditah, di sela pasar murah yang digelar di Pasar Seni Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Rabu.

Selain di Kecamatan Gunung Sari, kata dia, pasar murah kebutuhan pokok juga akan digelar di Kecamatan Gerung, pada 9-10 Desember, dan Kecamatan Lingsar pada 13-14 Desember 2022.

Rusditah mengatakan kegiatan pasar murah tersebut menjadi salah satu alternatif dan langkah efektif dalam mengendalikan inflasi harga oleh TPID Kabupaten Lombok Barat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi di Kabupaten Lombok Barat, pada November 2022 mencapai 6,48 persen. Angka tersebut termasuk kategori tinggi dibandingkan inflasi nasional dan Provinsi NTB.

"Maka untuk menekan laju inflasi dilaksanakan pasar murah yang bekerjasama dengan Bank Indonesia," ujar Rusditah yang juga menjabat Asisten II Sekretariat Daerah Lombok Barat.

Ia mengatakan dengan terselenggaranya pasar murah diharapkan bisa menstabilkan harga bahan pokok serta sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

Rusditah juga berharap agar inflasi di Kabupaten Lombok Barat bisa terkendali dan harga kebutuhan pokok tetap stabil, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.

"Kami berharap kegiatan pasar murah ini dapat meringankan beban masyarakat Lombok Barat dan memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok," katanya.

Secara terpisah, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achmad Fauzi mengatakan kegiatan operasi pasar murah merupakan kegiatan yang strategis untuk dilaksanakan khususnya di tengah tantangan perekonomian yang dihadapi saat ini.

"Di tingkat global, tantangan ekonomi mengacu pada tantangan stagflasi atau tingginya nilai inflasi yang terjadi di beberapa negara dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah," ucap Achmad Fauzi.

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024