Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai bahwa penataan ruang menjadi isu penting mengingat wilayah Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi ancaman bencana.
"Kalau ada bencana sebetulnya kita tidak usah takut karena ada daerah-daerah aman dari bencana, ada aturan tata ruang, jadi ilmu geologi lingkungan sangat berperan," ujar Koordinator Kelompok Kerja Geologi Lingkungan Badan Geologi Kementerian ESDM Mochamad Wachyudi Memed dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Dalam diskusi bertema "Memahami Peranan Geologi Lingkungan dalam Menghadapi Bencana Geologi, Studi Kasus: Pasca-Bencana Gempa Bumi Cianjur", Wachyudi Memed mengatakan Badan Geologi akan mengeluarkan peta untuk menjawab apakah suatu daerah aman atau tidak untuk pemanfaatan tertentu, misalnya pemukiman. "Di Indonesia ada subduksi, gunung api, maupun kerentanan erosi yang kita kelompokkan secara sederhana, kita buat peta yang bisa membantu proses kebijakan penataan ruang," tuturnya.
Menurutnya, penyediaan informasi geologi akan mampu mengoptimalkan penggunaan lahan dan penggunaan sumber daya alam sekaligus menurunkan risiko bencana. Terkait bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 lalu, ia menilai, banyaknya korban gempa bumi di wilayah itu akibat penggunaan lahan di wilayah rawan bencana sangat tinggi. "Karena memang kondisi geologinya menguntungkan bagi manusia," katanya.
Baca juga: Dispar Mataram tata bangunan tua Ampenan menjadi ruang kreatif
Baca juga: Rencana detail tata ruang Kota Mataram berikan kepastian investasi
Menurut Wachyudi, Kabupaten Cianjur merupakan daerah rawan bencana dan terdapat gunung api seperti Gunung Gede. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi Kementerian ESDM Republik Indonesia Siti Sumilah Rita Susilawati mengatakan semua orang sepakat bahwa tidak ada yang bisa menghentikan bencana alam, namun kita bisa mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan.
"Ilmu pengetahuan didapat dari kegiatan penyelidikan, evaluasi dan lain sebagainya. Kami Badan Geologi melakukan itu sehingga insya Allah, ke depannya bisa meminimalisir korban," tuturnya.*
"Kalau ada bencana sebetulnya kita tidak usah takut karena ada daerah-daerah aman dari bencana, ada aturan tata ruang, jadi ilmu geologi lingkungan sangat berperan," ujar Koordinator Kelompok Kerja Geologi Lingkungan Badan Geologi Kementerian ESDM Mochamad Wachyudi Memed dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Dalam diskusi bertema "Memahami Peranan Geologi Lingkungan dalam Menghadapi Bencana Geologi, Studi Kasus: Pasca-Bencana Gempa Bumi Cianjur", Wachyudi Memed mengatakan Badan Geologi akan mengeluarkan peta untuk menjawab apakah suatu daerah aman atau tidak untuk pemanfaatan tertentu, misalnya pemukiman. "Di Indonesia ada subduksi, gunung api, maupun kerentanan erosi yang kita kelompokkan secara sederhana, kita buat peta yang bisa membantu proses kebijakan penataan ruang," tuturnya.
Menurutnya, penyediaan informasi geologi akan mampu mengoptimalkan penggunaan lahan dan penggunaan sumber daya alam sekaligus menurunkan risiko bencana. Terkait bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 lalu, ia menilai, banyaknya korban gempa bumi di wilayah itu akibat penggunaan lahan di wilayah rawan bencana sangat tinggi. "Karena memang kondisi geologinya menguntungkan bagi manusia," katanya.
Baca juga: Dispar Mataram tata bangunan tua Ampenan menjadi ruang kreatif
Baca juga: Rencana detail tata ruang Kota Mataram berikan kepastian investasi
Menurut Wachyudi, Kabupaten Cianjur merupakan daerah rawan bencana dan terdapat gunung api seperti Gunung Gede. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi Kementerian ESDM Republik Indonesia Siti Sumilah Rita Susilawati mengatakan semua orang sepakat bahwa tidak ada yang bisa menghentikan bencana alam, namun kita bisa mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan.
"Ilmu pengetahuan didapat dari kegiatan penyelidikan, evaluasi dan lain sebagainya. Kami Badan Geologi melakukan itu sehingga insya Allah, ke depannya bisa meminimalisir korban," tuturnya.*