Mataram, 3/6 (Antara) - Badan Pusat Statitik Nusa Tenggara Barat mencatat laju deflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima pada Mei 2013 sebesar 0,85 persen dengan penyumbang terbesar adalah penurunan indeks pada kelompok bahan bakanan terutama beras, bawang merah, bawang putih dan cabai rawit.

Kepala BPS NTB H Soegarenda di Mataram, Senin, mengatakan khusus Kota Mataram mengalami deflasi pada Mei sebesar 1,03 persen dan yang paling dominan menyumbang deflasi adalah cabai rawit, sedangkan di Kota Bima 0,18 persen dengan penyumbang terbesar adalah beras, bawang merah dan bawang putih.

"Terjadinya deflasi di Kota Mataram dan Kota Bima pada Mei 2013 sebesar 0,85 persen karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan, terutama beras cabai rawit, bawang ptih dan bawang merah," katanya.

Ia mengatakan, dari 66 kota yang dihitung indeks harga konsumen (IHK), tercatat 23 kota mengalami inflasi dan 43 kota mengalami deflasi. Infasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 2,25 persen dan terendah di Kota Bogor 0,01 persen.

Menurut dia, inflasi tahun kalender (Mei 2013-Desember 2012) sebesar 2,83 persen, sedangkan laju inflasi tahun ke tahun untuk Mei 2013 terhadap Mei 2012 sebesar 5,09 persen.

"Jika dirinci menurut kota-kota IHK di NTB, Kota Mataram mengalami deflasi pada Mei 2013 sebesar 1,03 persen, dan inflasi tahun kalender (Mei 2013-Desember 2012) sebesar 2,88 persen," kata Soegarenda.

Sementara Kota Bima mengalami deflasi pada Mei 2013 sebesar 0,18 persen dan inflasi tahun kalender (Mei 2013-Desember 2012) sebesar 2,62 persen.

Soegarenda memprediksikan puncak inflasi terjadi pada Juli- Agustus, karena memasuki bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya mendorong terjadinya peningkatan indeks pada kelompok makanan. Bahkan inflasi diprediksikan mengalami peningkatan dua kali lipat.

"Peningkatan inflasi cukup tinggi juga diperkirakan terjadi kalau harga bahan bakar minyak (BBM) naik pada Juni 2013," katanya. (*)







Pewarta : Oleh Masnun
Editor :
Copyright © ANTARA 2025