Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya mulai memasang ornamen khas pecinan di berbagai tempat ikonik Kota Pahlawan, Jawa Timur, menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2574 yang jatuh pada 22 Januari 2023.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro dalam keterangan tertulis di Surabaya, Rabu, mengatakan pemasangan ornamen khas pecinan itu sudah ada yang dibuat dan sebagian sudah terpasang. "Kami pasang di tempat-tempat ikonik di Surabaya seperti pada saat momen Natal dan Tahun Baru kemarin," kata Hebi.
Ornamen khas pecinan itu bakal menghiasi kawasan Balai Kota, Balai Pemuda, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Tunjungan hingga Jembatan Sawunggaling. Selain itu, di kawasan pecinan Kya-kya juga akan ditambahi ornamen dan sedikit perbaikan.
"Ornamen-ornamen itu berbeda dari sebelumnya, seperti di Jembatan Sawunggaling itu nanti ada tulisan-tulisannya. Ada ornamen lampion dari akrilik di pohon dan ornamen menarik lainnya," ujar dia.
Hebi menargetkan, pemasangan ornamen khas pecinan dalam menyambut Tahun Baru Imlek itu, akan selesai pada pekan depan. "Nanti ada juga pemasangan ornamen khas pecinan yang bentuknya besar, rencananya di Balai Kota dan Jembatan Sawunggaling," ujar dia.
Baca juga: Konghucu di Solo lepas ratusan burung dan ikan jelang Imlek
Baca juga: 680 tatung mendaftar tampil di Festival Cap Go Meh di Kalbar
Pemasangan pernak-pernik pada saat menjelang perayaan hari besar umat beragama ini, merupakan bagian dari wujud Surabaya sebagai kota toleransi. Dalam mewujudkan hal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berpesan kepada seluruh umat beragama di Surabaya, bahwa toleransi bukan sekadar diwujudkan secara lisan.
"Saya harap toleransi di Kota Surabaya tidak hanya diucapkan secara lisan, namun juga diwujudkan di setiap menjelang peringatan hari besar keyakinan tertentu. Seperti ketika peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru," kata Eri.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro dalam keterangan tertulis di Surabaya, Rabu, mengatakan pemasangan ornamen khas pecinan itu sudah ada yang dibuat dan sebagian sudah terpasang. "Kami pasang di tempat-tempat ikonik di Surabaya seperti pada saat momen Natal dan Tahun Baru kemarin," kata Hebi.
Ornamen khas pecinan itu bakal menghiasi kawasan Balai Kota, Balai Pemuda, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Tunjungan hingga Jembatan Sawunggaling. Selain itu, di kawasan pecinan Kya-kya juga akan ditambahi ornamen dan sedikit perbaikan.
"Ornamen-ornamen itu berbeda dari sebelumnya, seperti di Jembatan Sawunggaling itu nanti ada tulisan-tulisannya. Ada ornamen lampion dari akrilik di pohon dan ornamen menarik lainnya," ujar dia.
Hebi menargetkan, pemasangan ornamen khas pecinan dalam menyambut Tahun Baru Imlek itu, akan selesai pada pekan depan. "Nanti ada juga pemasangan ornamen khas pecinan yang bentuknya besar, rencananya di Balai Kota dan Jembatan Sawunggaling," ujar dia.
Baca juga: Konghucu di Solo lepas ratusan burung dan ikan jelang Imlek
Baca juga: 680 tatung mendaftar tampil di Festival Cap Go Meh di Kalbar
Pemasangan pernak-pernik pada saat menjelang perayaan hari besar umat beragama ini, merupakan bagian dari wujud Surabaya sebagai kota toleransi. Dalam mewujudkan hal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berpesan kepada seluruh umat beragama di Surabaya, bahwa toleransi bukan sekadar diwujudkan secara lisan.
"Saya harap toleransi di Kota Surabaya tidak hanya diucapkan secara lisan, namun juga diwujudkan di setiap menjelang peringatan hari besar keyakinan tertentu. Seperti ketika peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru," kata Eri.