Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta penjualan nitrogen cair diperketat guna meminimalkan penyalahgunaan seperti untuk campuran makanan seperti ciki "ngebul" yang dapat memicu nekrosis jaringan tubuh.
"Nitrogen cair yang dikonsumsi langsung memicu nekrosis jaringan tubuh dan mengakibatkan kematian dini sel-sel dan jaringan hidup pada tubuh," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi maraknya penjualan makanan ciki "ngebul" yang sedang viral termasuk di Kota Mataram. Apalagi, makanan itu marak dikonsumsi anak-anak.
Menurutnya, salah satu cara untuk menghentikan penjualan makanan ciki "ngebul" adalah jangan ada lagi pihak-pihak yang menjual nitrogen cair secara bebas sehingga perlu dilakukan pengawasan.
"Kalau masih ada yang jual, maka penjual ciki 'ngebul' akan tetap berjualan karena dagangan mereka sangat laku. Tapi kalau mereka tidak dapat nitrogen cair, mereka tidak bisa jualan lagi," katanya.
Dikatakan, makanan ciki "ngebul" dinilai dapat merusak jaringan tubuh karena suhu dingin di bawah nol derajat. Makanan yang dimasukkan langsung ke mulut dengan suhu minus nol derajat memicu kerusakan sel jaringan tubuh.
"Sama halnya, kalau kita makan atau minum yang panas bisa menyebabkan lidah melepuh. Begitu juga kalau dingin," katanya.
Lebih jauh, Eka mengatakan, nitrogen cair biasanya digunakan untuk kebutuhan medis terutama anestesi. Itu pun tidak digunakan langsung, melainkan melalui beberapa proses tahapan sesuai standar yang ada.
"Sebelum digunakan, suhu nitrogen cair distabilkan. Jadi terbayang bagaimana bahayanya jika nitrogen cair pada makanan ciki 'ngebul' ini dikonsumsi langsung," katanya lagi.
Oleh karena itu, lanjutnya, selain mengusulkan dilakukan pengawasan terhadap peredaran penjualan nitrogen cair, orang tua juga diharapkan bisa menjaga anak-anak dan mengingatkan tidak lagi mengkonsumsi makanan ciki "ngebul" dan sejenisnya.
"Nitrogen cair yang dikonsumsi langsung memicu nekrosis jaringan tubuh dan mengakibatkan kematian dini sel-sel dan jaringan hidup pada tubuh," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi maraknya penjualan makanan ciki "ngebul" yang sedang viral termasuk di Kota Mataram. Apalagi, makanan itu marak dikonsumsi anak-anak.
Menurutnya, salah satu cara untuk menghentikan penjualan makanan ciki "ngebul" adalah jangan ada lagi pihak-pihak yang menjual nitrogen cair secara bebas sehingga perlu dilakukan pengawasan.
"Kalau masih ada yang jual, maka penjual ciki 'ngebul' akan tetap berjualan karena dagangan mereka sangat laku. Tapi kalau mereka tidak dapat nitrogen cair, mereka tidak bisa jualan lagi," katanya.
Dikatakan, makanan ciki "ngebul" dinilai dapat merusak jaringan tubuh karena suhu dingin di bawah nol derajat. Makanan yang dimasukkan langsung ke mulut dengan suhu minus nol derajat memicu kerusakan sel jaringan tubuh.
"Sama halnya, kalau kita makan atau minum yang panas bisa menyebabkan lidah melepuh. Begitu juga kalau dingin," katanya.
Lebih jauh, Eka mengatakan, nitrogen cair biasanya digunakan untuk kebutuhan medis terutama anestesi. Itu pun tidak digunakan langsung, melainkan melalui beberapa proses tahapan sesuai standar yang ada.
"Sebelum digunakan, suhu nitrogen cair distabilkan. Jadi terbayang bagaimana bahayanya jika nitrogen cair pada makanan ciki 'ngebul' ini dikonsumsi langsung," katanya lagi.
Oleh karena itu, lanjutnya, selain mengusulkan dilakukan pengawasan terhadap peredaran penjualan nitrogen cair, orang tua juga diharapkan bisa menjaga anak-anak dan mengingatkan tidak lagi mengkonsumsi makanan ciki "ngebul" dan sejenisnya.