Citeureup, Bogor, 9/10 (Antara) - Deputy Head Of Mission Kedutaan Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Dr Thorsten Hutter mengemukakan bahwa salah satu hubungan penting Jerman dengan Indonesia adalah melalui kerja sama pembangunan pabrik semen.
"Yakni, kerja sama antara Heidelberg Cement dan PT Indocement Tunggal Prakarsa, yang kini membangun satu pabrik semen baru, yang merupakan pabrik ke-14," katanya di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu sore.
Saat peletakan batu pertama pembangunan pabrik ke-14 kerja sama Heidelberg Cement dan PT Indocement Tunggal Prakarsa di pabrik Citeureup, yang dihadiri Managing Board of Supervisory Heidelberg Dr Bernd Scheifele, Dirut Indocement Daniel Lavalle, Direktur SDM Kuky Permana, General Manager Tianjin Cement Industry Design & Research Institute Co. Ltd. (TCDRI) China Xu Peitao dan Bupati Bogor Rachmat Yasin itu, ia menyatakan atas nama Kedutaan Besar Republik Federal Jerman menyambut baik kerja sama tersebut.
Ia mengemukakan bahwa saat ini Indocement merupakan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia.
Sejak 2001, katanya, Indocement dengan Deutshe Heidelberg Cement AG adalah mitra kerja.
"Dan untuk Heidelberg Cement, Indonesia merupakan pasar yang terpenting di seluruh Asia," katanya.
Ia mengatakan pada 2012 merupakan era yang sukses untuk perusahaan yang memproduksi semen "Tiga Roda" itu.
Produksi semen, kata Thorsten Hutter, sangat penting untuk semua orang di dunia, sehingga kebutuhan terhadap semen terus meningkat.
"Coba kita bayangkan, jika di dunia tidak ada semen, mungkin tidak ada pembangunan di kehidupan manusia," katanya.
Ia mengajak untuk melihat pembangunan di Jakarta dalam beberapa tahun belakangan ini dengan keberadaan gedung-gedung pencakar langitnya.
"Kita bisa menyatakan bahwa pembangunan Kota Jakarta tidak mungkin terlaksana jika tidak ada sumber daya alam penting seperti semen," katanya.
Dengan demikian, kata dia, produksi semen memberikan sumbangan yang sangat penting untuk pembangunan di dunia.
"Selamat atas hasil kerja keras semua pihak, teruskan bekerja dan jangan lupa akan motto kerja 'Turut Membangun Kehidupan Bermutu'," katanya.
Terbesar
Dirut Indocement Daniel Lavalle menjelaskan dengan peletakan batu pertama itu resmi dimulai pembangunan satu pabrik semen baru (brown field), yaitu pabrik ke-14, berlokasi di kompleks pabrik semen Indocement di Citeureup, dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton semen per tahun.
"Dan ini merupakan pabrik semen terbesar di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan nilai keseluruhan proyek sebesar Rp5,5 triliun hingga Rp6,5 triliun, yang diharapkan selesai pada 2015.
Total kapasitas Indocement dari pabrik di Citeureup, Tarjun di Kalsel, dan Palimanan di Cirebon saat ini mencapai 18,6 juta ton semen per tahun.
Pabrik ke-14 itu, akan menjadi salah satu pabrik semen paling efisien terhadap lingkungan karena telah dilengkapi dengan filtrasi "bag house".
Hal itu, katanya, merupakan bagian dari peningkatan konsistensi dan efektivitas perusahaan dalam mengurangi emisi debu.
Selain itu, juga dirancang untuk menghasilkan semen berkualitas tinggi dengan menggunakan bahan "cementitious" --bahan baku rendah karbon-- yang akan mengurangi emisi CO2, energi, dan air secara signifikan.
Ia mengatakan penyediaan peralatan konstruksi dan pelaksana pabrik ke-14 itu adalah TCDRI Co.Ltd, salah satu perusahaan terkemuka dalam teknologi dan pemasok peralatan di China dan mencapai prestasi yang luar biasa.
Terkait dengan pembangunan pabrik ke-14 itu, Direktur SDM Indocement Kuky Permana menjelaskan bahwa perusahaan telah mengadakan pelatihan khusus untuk masyarakat berasal dari 12 desa binaan.
Pelatihan itu, antara lain teknik konstruksi sipil tingkat dasar sepertu penyiapan adukan semen beton, pembuatan pondasi, tulang beton, dan pengecorannya, serta penyusunan bata dan plesteran dinding semen.
"Itu (pelatihan, red.) semua dilakukan dalam rangka meningkatkan keterampilan masyarakat desa binaan agar dapat berperanserta dalam pembangunan proyek pabrik ke-14," katanya.
Jumlah peminat pelatihan, katanya, sekitar 180 orang, dimana angkatan pertama telah meluluskan 28 orang, sedangkan saat ini sedang berlangsung angkatan kedua dengan diikuti 34 orang.
Lulusan program tersebut diharapkan dapat terlibat dalam proyek pabrik itu.
Bupati Bogor Rachmat Yasin menyambut baik pembangunan pabrik itu, sekaligus pelatihan untuk warga setempat.
"Dengan demikian akan ada serapan tenaga kerja, dan juga jelas ada pemasukan pajak kepada Pemkab Bogor, yang digunakan untuk pembangunan," katanya. (*)
"Yakni, kerja sama antara Heidelberg Cement dan PT Indocement Tunggal Prakarsa, yang kini membangun satu pabrik semen baru, yang merupakan pabrik ke-14," katanya di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu sore.
Saat peletakan batu pertama pembangunan pabrik ke-14 kerja sama Heidelberg Cement dan PT Indocement Tunggal Prakarsa di pabrik Citeureup, yang dihadiri Managing Board of Supervisory Heidelberg Dr Bernd Scheifele, Dirut Indocement Daniel Lavalle, Direktur SDM Kuky Permana, General Manager Tianjin Cement Industry Design & Research Institute Co. Ltd. (TCDRI) China Xu Peitao dan Bupati Bogor Rachmat Yasin itu, ia menyatakan atas nama Kedutaan Besar Republik Federal Jerman menyambut baik kerja sama tersebut.
Ia mengemukakan bahwa saat ini Indocement merupakan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia.
Sejak 2001, katanya, Indocement dengan Deutshe Heidelberg Cement AG adalah mitra kerja.
"Dan untuk Heidelberg Cement, Indonesia merupakan pasar yang terpenting di seluruh Asia," katanya.
Ia mengatakan pada 2012 merupakan era yang sukses untuk perusahaan yang memproduksi semen "Tiga Roda" itu.
Produksi semen, kata Thorsten Hutter, sangat penting untuk semua orang di dunia, sehingga kebutuhan terhadap semen terus meningkat.
"Coba kita bayangkan, jika di dunia tidak ada semen, mungkin tidak ada pembangunan di kehidupan manusia," katanya.
Ia mengajak untuk melihat pembangunan di Jakarta dalam beberapa tahun belakangan ini dengan keberadaan gedung-gedung pencakar langitnya.
"Kita bisa menyatakan bahwa pembangunan Kota Jakarta tidak mungkin terlaksana jika tidak ada sumber daya alam penting seperti semen," katanya.
Dengan demikian, kata dia, produksi semen memberikan sumbangan yang sangat penting untuk pembangunan di dunia.
"Selamat atas hasil kerja keras semua pihak, teruskan bekerja dan jangan lupa akan motto kerja 'Turut Membangun Kehidupan Bermutu'," katanya.
Terbesar
Dirut Indocement Daniel Lavalle menjelaskan dengan peletakan batu pertama itu resmi dimulai pembangunan satu pabrik semen baru (brown field), yaitu pabrik ke-14, berlokasi di kompleks pabrik semen Indocement di Citeureup, dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton semen per tahun.
"Dan ini merupakan pabrik semen terbesar di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan nilai keseluruhan proyek sebesar Rp5,5 triliun hingga Rp6,5 triliun, yang diharapkan selesai pada 2015.
Total kapasitas Indocement dari pabrik di Citeureup, Tarjun di Kalsel, dan Palimanan di Cirebon saat ini mencapai 18,6 juta ton semen per tahun.
Pabrik ke-14 itu, akan menjadi salah satu pabrik semen paling efisien terhadap lingkungan karena telah dilengkapi dengan filtrasi "bag house".
Hal itu, katanya, merupakan bagian dari peningkatan konsistensi dan efektivitas perusahaan dalam mengurangi emisi debu.
Selain itu, juga dirancang untuk menghasilkan semen berkualitas tinggi dengan menggunakan bahan "cementitious" --bahan baku rendah karbon-- yang akan mengurangi emisi CO2, energi, dan air secara signifikan.
Ia mengatakan penyediaan peralatan konstruksi dan pelaksana pabrik ke-14 itu adalah TCDRI Co.Ltd, salah satu perusahaan terkemuka dalam teknologi dan pemasok peralatan di China dan mencapai prestasi yang luar biasa.
Terkait dengan pembangunan pabrik ke-14 itu, Direktur SDM Indocement Kuky Permana menjelaskan bahwa perusahaan telah mengadakan pelatihan khusus untuk masyarakat berasal dari 12 desa binaan.
Pelatihan itu, antara lain teknik konstruksi sipil tingkat dasar sepertu penyiapan adukan semen beton, pembuatan pondasi, tulang beton, dan pengecorannya, serta penyusunan bata dan plesteran dinding semen.
"Itu (pelatihan, red.) semua dilakukan dalam rangka meningkatkan keterampilan masyarakat desa binaan agar dapat berperanserta dalam pembangunan proyek pabrik ke-14," katanya.
Jumlah peminat pelatihan, katanya, sekitar 180 orang, dimana angkatan pertama telah meluluskan 28 orang, sedangkan saat ini sedang berlangsung angkatan kedua dengan diikuti 34 orang.
Lulusan program tersebut diharapkan dapat terlibat dalam proyek pabrik itu.
Bupati Bogor Rachmat Yasin menyambut baik pembangunan pabrik itu, sekaligus pelatihan untuk warga setempat.
"Dengan demikian akan ada serapan tenaga kerja, dan juga jelas ada pemasukan pajak kepada Pemkab Bogor, yang digunakan untuk pembangunan," katanya. (*)