Mataram (ANTARA) - Akademisi yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, Dr dr Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K) mendukung pemerintah menggelontorkan beasiswa dokter spesialis untuk dokter umum yang telah berstatus aparatur sipil negara (ASN).
"Kami mendukung pemberian beasiswa bagi dokter umum untuk menjadi spesialis, karena memang itu salah satu strategi yang sangat baik. Bisa jadi investasi jangka panjang," katanya di Mataram, Rabu.
Karena itu, kata dia, ketimbang harus mendatangkan atau menarik tenaga kesehatan dari luar daerah, lebih baik pemerintah memberdayakan tenaga lokal."Lebih baik orang yang memang domisili di sini, yang sudah senang tinggal di sini, itu yang kita sekolahkan. Sehingga nanti bisa kembali ke sini, membangun masyarakat di sini," ujarnya.
Menurut dia, dengan menyiapkan beasiswa dokter spesialis untuk dokter umum ASN juga dapat menjadi strategi pemerintah menarik partisipasi pelamar.Dengan strategi demikian, Hamsu meyakini tidak akan lagi terjadi kekosongan kursi pelamar CASN, seperti yang terekam dalam data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB pada tahun perekrutan 2019 maupun saat pembukaan kursi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) untuk formasi tenaga kesehatan tahun 2022.
"Jadi, inilah kesempatan pemerintah daerah, harus melakukan pembinaan. Kalau tidak dibina dari awal, kita akan tetap bergantung dengan kiriman tenaga dari luar," katanya.
Ia menyampaikan bahwa Fakultas Kedokteran Unram saat ini sudah membuka program studi (prodi) dokter spesialis bedah. Bahkan, pada tahun depan akan ada empat prodi tambahan. "Empat prodi itu spesialis kandungan atau (obgyn), saraf, paru, dan kedokteran kelautan. Itu rencana jangka pendek, jangka panjangnya, 5 tahun ke depan, Unram akan punya 10 prodi dokter spesialis," katanya.
Baca juga: Akademisi sebut perubahan di era digital jadi tantangan untuk berkreasi
Baca juga: Akademisi Universitas Djuanda nilai sistem proporsional tertutup potensi kuatkan oligarki
Dengan adanya ketersediaan prodi dokter spesialis ini, kata dia, tentunya akan sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan di NTB.
"Jadi, itulah tujuan kita buatkan wahana sekolah dokter spesialis di sini. Karena dari yang saya amati, dokter umum dari NTB, hanya sebagian yang mau sekolah di luar. Banyak faktor pertimbangan. Jadi, kalau ada di Kota Mataram, mereka pastinya akan berbondong-bondong untuk ikut," demikian Hamsu Kadriyan .
"Kami mendukung pemberian beasiswa bagi dokter umum untuk menjadi spesialis, karena memang itu salah satu strategi yang sangat baik. Bisa jadi investasi jangka panjang," katanya di Mataram, Rabu.
Karena itu, kata dia, ketimbang harus mendatangkan atau menarik tenaga kesehatan dari luar daerah, lebih baik pemerintah memberdayakan tenaga lokal."Lebih baik orang yang memang domisili di sini, yang sudah senang tinggal di sini, itu yang kita sekolahkan. Sehingga nanti bisa kembali ke sini, membangun masyarakat di sini," ujarnya.
Menurut dia, dengan menyiapkan beasiswa dokter spesialis untuk dokter umum ASN juga dapat menjadi strategi pemerintah menarik partisipasi pelamar.Dengan strategi demikian, Hamsu meyakini tidak akan lagi terjadi kekosongan kursi pelamar CASN, seperti yang terekam dalam data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB pada tahun perekrutan 2019 maupun saat pembukaan kursi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) untuk formasi tenaga kesehatan tahun 2022.
"Jadi, inilah kesempatan pemerintah daerah, harus melakukan pembinaan. Kalau tidak dibina dari awal, kita akan tetap bergantung dengan kiriman tenaga dari luar," katanya.
Ia menyampaikan bahwa Fakultas Kedokteran Unram saat ini sudah membuka program studi (prodi) dokter spesialis bedah. Bahkan, pada tahun depan akan ada empat prodi tambahan. "Empat prodi itu spesialis kandungan atau (obgyn), saraf, paru, dan kedokteran kelautan. Itu rencana jangka pendek, jangka panjangnya, 5 tahun ke depan, Unram akan punya 10 prodi dokter spesialis," katanya.
Baca juga: Akademisi sebut perubahan di era digital jadi tantangan untuk berkreasi
Baca juga: Akademisi Universitas Djuanda nilai sistem proporsional tertutup potensi kuatkan oligarki
Dengan adanya ketersediaan prodi dokter spesialis ini, kata dia, tentunya akan sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan di NTB.
"Jadi, itulah tujuan kita buatkan wahana sekolah dokter spesialis di sini. Karena dari yang saya amati, dokter umum dari NTB, hanya sebagian yang mau sekolah di luar. Banyak faktor pertimbangan. Jadi, kalau ada di Kota Mataram, mereka pastinya akan berbondong-bondong untuk ikut," demikian Hamsu Kadriyan .