Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan warga yang bermukim di Kota Jayapura, Papua, untuk mendirikan bangunan tahan gempa mengingat wilayah itu terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi.
"Bangunan di sekitar Kota Jayapura harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan guncangan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pada 9 Februari 2023, pukul 13.28 WIB atau 15.28 WIT, gempa bumi berkekuatan 5,4 magnitudo mengguncang Kota Jayapura di Papua. Episentrum gempa bumi berjarak satu kilometer sebelah barat daya Jayapura dengan kedalaman 10 kilometer.
Badan Geologi menyatakan bahwa Kota Jayapura tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, sehingga kegiatan mitigasi struktural dan mitigasi non struktural perlu ditingkatkan untuk memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di masa depan. "Kejadian gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," kata Wafid.
Baca juga: Analisis Badan Geologi tentang gempa merusak di Papua
Baca juga: Update gempa Jayapura M5,4: empat warga meninggal
Lebih lanjut ia merekomendasikan penduduk untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Sedangkan, bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat. Berdasarkan laporan sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi merusak tersebut menewaskan empat orang penduduk. Selain itu, beberapa bangunan seperti rumah, fasilitas umum, dan fasilitas kesehatan, mengalami kerusakan. Sejumlah pasien RSUD Kota Jayapura turut diungsikan ke halaman gedung guna menghindari hal buruk akibat gempa tersebut.
"Bangunan di sekitar Kota Jayapura harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan guncangan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pada 9 Februari 2023, pukul 13.28 WIB atau 15.28 WIT, gempa bumi berkekuatan 5,4 magnitudo mengguncang Kota Jayapura di Papua. Episentrum gempa bumi berjarak satu kilometer sebelah barat daya Jayapura dengan kedalaman 10 kilometer.
Badan Geologi menyatakan bahwa Kota Jayapura tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, sehingga kegiatan mitigasi struktural dan mitigasi non struktural perlu ditingkatkan untuk memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di masa depan. "Kejadian gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," kata Wafid.
Baca juga: Analisis Badan Geologi tentang gempa merusak di Papua
Baca juga: Update gempa Jayapura M5,4: empat warga meninggal
Lebih lanjut ia merekomendasikan penduduk untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Sedangkan, bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat. Berdasarkan laporan sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi merusak tersebut menewaskan empat orang penduduk. Selain itu, beberapa bangunan seperti rumah, fasilitas umum, dan fasilitas kesehatan, mengalami kerusakan. Sejumlah pasien RSUD Kota Jayapura turut diungsikan ke halaman gedung guna menghindari hal buruk akibat gempa tersebut.