Mataram (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menutup taman baca di Pantai Ampenan arena dinilai kurang representatif dan dialihkan ke Taman Baca Loang Baloq.
"Taman baca yang ada di bekas Pelabuhan Pantai Ampenan sudah kita tutup karena kurang representatif. Tapi taman baca, kita siapkan lagi di Taman Loang Baloq konsepnya sama di pinggir pantai," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Mataram Jemmy Nelwan di Mataram, Jumat.
Dengan demikian, lanjutnya, Kota Mataram tetap memiliki tiga taman baca pada fasilitas ruang publik yakni di Taman Udayana, Loang Baloq dan Sangkareang. Khusus untuk di Taman Baca Sangkareang, dibuka setiap hari.
Sedangkan di Udayana dan Loang Baloq di buka setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu), karena petugas yang menjaga taman-taman baca masih terbatas yaitu hanya dua orang.
"Kalau tiga taman baca itu kita buka setiap hari, petugas tidak kurang," katanya.
Menurutnya, tiga taman baca yang disiapkan itu selalu ramai dikunjungi masyarakat dan dalam sehari, 10-15 orang pengunjung ke taman baca terutama yang ada di Sangkareang.
Untuk menarik pengunjung, koleksi buku yang ada di setiap taman baca diganti secara rutin dengan jumlah koleksi yang ada di masing-masing taman baca sebanyak 2.000 eksemplar.
Selain itu, untuk meningkatkan kunjungan ke masing-masing taman baca, Diarpus melaksanakan program kunjungan untuk anak-anak sekolah terutama anak-anak TK/RA dan PAUD, dengan tema bergembira di perpustakaan.
"Kita juga memberikan penghargaan kepada pengunjung yang paling sering," katanya.
Ke depan, sambung Jemmy, taman baca akan diperbanyak untuk meningkatkan minat baca masyarakat Kota Mataram. Beberapa lokasi yang sudah mulai disasar untuk taman baca berikutnya yaitu Taman Selagalas dan Mal Pelayanan Publik (MPP) yang ada di Mal Mataram.
"Kita akan bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dispekim) atau Dinas Lingkungan Hidup untuk di RTH Selagalas, sedangkan di MPP kita koordinasi dengan Dinas Perizinan," katanya.
"Taman baca yang ada di bekas Pelabuhan Pantai Ampenan sudah kita tutup karena kurang representatif. Tapi taman baca, kita siapkan lagi di Taman Loang Baloq konsepnya sama di pinggir pantai," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Mataram Jemmy Nelwan di Mataram, Jumat.
Dengan demikian, lanjutnya, Kota Mataram tetap memiliki tiga taman baca pada fasilitas ruang publik yakni di Taman Udayana, Loang Baloq dan Sangkareang. Khusus untuk di Taman Baca Sangkareang, dibuka setiap hari.
Sedangkan di Udayana dan Loang Baloq di buka setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu), karena petugas yang menjaga taman-taman baca masih terbatas yaitu hanya dua orang.
"Kalau tiga taman baca itu kita buka setiap hari, petugas tidak kurang," katanya.
Menurutnya, tiga taman baca yang disiapkan itu selalu ramai dikunjungi masyarakat dan dalam sehari, 10-15 orang pengunjung ke taman baca terutama yang ada di Sangkareang.
Untuk menarik pengunjung, koleksi buku yang ada di setiap taman baca diganti secara rutin dengan jumlah koleksi yang ada di masing-masing taman baca sebanyak 2.000 eksemplar.
Selain itu, untuk meningkatkan kunjungan ke masing-masing taman baca, Diarpus melaksanakan program kunjungan untuk anak-anak sekolah terutama anak-anak TK/RA dan PAUD, dengan tema bergembira di perpustakaan.
"Kita juga memberikan penghargaan kepada pengunjung yang paling sering," katanya.
Ke depan, sambung Jemmy, taman baca akan diperbanyak untuk meningkatkan minat baca masyarakat Kota Mataram. Beberapa lokasi yang sudah mulai disasar untuk taman baca berikutnya yaitu Taman Selagalas dan Mal Pelayanan Publik (MPP) yang ada di Mal Mataram.
"Kita akan bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dispekim) atau Dinas Lingkungan Hidup untuk di RTH Selagalas, sedangkan di MPP kita koordinasi dengan Dinas Perizinan," katanya.