Raipur, India, (ANTARA) - Polisi India pada hari Senin memulai penyelidikan atas laporan bahwa warga di kampung-kampung masyarakat adat memukuli 50 perempuan dengan tongkat yang diduga dukun santet.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, warga desa juga mencukur rambut perempuan-perempuan itu.

Penduduk desa melakukan aksi itu karena seorang tokoh setempat mengatakan mereka akan terlindung dari santet jika melakukan penganiayaan itu.

Polisi mengatakan peristiwa itu terjadi di rimba daerah distrik miskin di negara bagian Chhattisgarh, 400km km dari Raipur, ibukota negara bagian tersebut.

Puluhan perempuan dibunuh setiap tahun karena dicurigai sebagai dukun santet atau tukang sihir di India. Rasa curiga tersebut umumnya terjadi di wilayah pedesaan yang kekurangan sekolah.

Di Chhattisgarh, setiap tahun lebih dari 100 perempuan disiksa, diarak telanjang atau dilecehkan bahkan beberapa dibunuh, kata petugas setempat.

"Polisi telah memulai penyelidikan dan menginterogasi puluhan warga yang menyelenggarakan sembilan hari ritual pemurnian. Saat itu mereka memotong paksa rambut sekitar 50 perempuan yang dicap penyihir. Perempuan-perempuan itu juga dipukuli dengan disaksikan orang banyak," kata "Radheshyam Nayak, pejabat polisi setempat kepada Reuters.

Negara bagian tersebut telah memberlakukan  Undang-Undang (pencegahan) Tukang Tenung pada tahun 2005 untuk menanggulangi aksi massa terhadap orang yang dianggap dukun santet.

Undang-undang itu berisi ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara untuk para pelanggar, namun hingga kini aksi massa terhadap dukun santet masih terus terjadi.

Pemimpin pemerintahan Chhattisgarh, Raman Singh, menyatakan aksi penganiayaan terhadap 50 perempuan itu"kejam, memprihatinkan dan memalukan". Dia minta polisi menyelidiki kasus tersebut. (*)


 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024