Jakarta (ANTARA) - Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Danto Restyawan mengatakan bahwa isu infrastruktur bukan lagi menjadi poin utama dalam ranah kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di tanah air.
"Kalau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) segala macam nggak jadi masalah, itu akan tumbuh," kata Danto Restyawan di arena IIMS 2023 Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ke depannya secara berkala akan ada kebijakan yang mewajibkan setiap kantor pemerintahan diwajibkan untuk memiliki charging station yang memudahkan pengguna ev untuk mengisi daya kendaraan mereka. Menurut dia, saat ini permasalahan terbesar adalah kepercayaan kepada kendaraan listrik. Kepercayaan tersebut terlebih kepada nilai jual kembali seperti yang dijanjikan dari kendaraan konvensional.
"Jadi gini, mobil-mobil biasa itu kan masyarakat beli dan nilai jual kembalinya ada. Kalau kendaraan listrik mereka masih gamang, masih ada nilai jual atau tidak, masyarakat kita itu kan seperti itu," kata dia. Kebiasaan itu yang menurut dia harus dirubah untuk bisa beralih ke kendaraan listrik secara cepat. Danto Restyawan, meyakini bahwa isu terhadap infrastruktur sudah lagi bukan menjadi masalah utama.
Kebiasaan itu yang menjadikan macetnya target penjualan EV roda dua di tanah air pada tahun lalu. Pemerintah sempat mentargetkan penjualan ev berada di atas 100 ribu dan hanya bisa terealisasikan sebanyak 30 ribu unit.
Baca juga: Segini banderol Wuling Formo Max dengan harga baru dan subsidi?
Baca juga: Penggunaan tenaga surya mobil listrik bantu kurangi emisi karbon
Meski begitu, dukungan dari berbagai pabrikan sepeda motor juga sangat positif. Sejak 2019 tercatat ada sembilan pabrikan motor listrik yang telah terdaftar di Asosiasi dan penjualan jumlah sepeda motor listrik dari tahun 2019 sampai dengan 2022 lebih dari 30.837 unit. Pada tahun 2022, sudah tumbuh sangat subur dengan terdapat 53 pabrikan yang terdaftar sebagai APM Kendaraan Listrik menurut catatan yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian Indonesia.
"Kalau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) segala macam nggak jadi masalah, itu akan tumbuh," kata Danto Restyawan di arena IIMS 2023 Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ke depannya secara berkala akan ada kebijakan yang mewajibkan setiap kantor pemerintahan diwajibkan untuk memiliki charging station yang memudahkan pengguna ev untuk mengisi daya kendaraan mereka. Menurut dia, saat ini permasalahan terbesar adalah kepercayaan kepada kendaraan listrik. Kepercayaan tersebut terlebih kepada nilai jual kembali seperti yang dijanjikan dari kendaraan konvensional.
"Jadi gini, mobil-mobil biasa itu kan masyarakat beli dan nilai jual kembalinya ada. Kalau kendaraan listrik mereka masih gamang, masih ada nilai jual atau tidak, masyarakat kita itu kan seperti itu," kata dia. Kebiasaan itu yang menurut dia harus dirubah untuk bisa beralih ke kendaraan listrik secara cepat. Danto Restyawan, meyakini bahwa isu terhadap infrastruktur sudah lagi bukan menjadi masalah utama.
Kebiasaan itu yang menjadikan macetnya target penjualan EV roda dua di tanah air pada tahun lalu. Pemerintah sempat mentargetkan penjualan ev berada di atas 100 ribu dan hanya bisa terealisasikan sebanyak 30 ribu unit.
Baca juga: Segini banderol Wuling Formo Max dengan harga baru dan subsidi?
Baca juga: Penggunaan tenaga surya mobil listrik bantu kurangi emisi karbon
Meski begitu, dukungan dari berbagai pabrikan sepeda motor juga sangat positif. Sejak 2019 tercatat ada sembilan pabrikan motor listrik yang telah terdaftar di Asosiasi dan penjualan jumlah sepeda motor listrik dari tahun 2019 sampai dengan 2022 lebih dari 30.837 unit. Pada tahun 2022, sudah tumbuh sangat subur dengan terdapat 53 pabrikan yang terdaftar sebagai APM Kendaraan Listrik menurut catatan yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian Indonesia.