Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, didominasi gempa erupsi/letusan pada Senin.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi di Gunung Sawur Lumajang dalam laporan tertulisnya menyebutkan aktivitas Semeru pada 13 Maret 2023 periode 00.00-06.00 WIB tercatat mengalami 21 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15-22 mm, dan lama gempa 65-104 detik. "Selain itu juga tercatat mengalami satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 27 mm dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 24-26 mm," katanya di Lumajang.
Untuk pengamatan secara visual, kata dia, Gunung Semeru terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah ke arah utara. Sedangkan pada pukul 06.00-12.00 WIB terekam dalam seismograf terjadi 20 kali gempa letusan dengan amplitudo 20-22 mm, dan lama gempa 75-110 detik.
Gempa letusan sebanyak 23 kali dengan amplitudo 11-23 mm juga terjadi pada pukul 12.00-18.00 WIB, kemudian dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-7 mm dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-38 mm. "Gunung Semeru masih pada level III atau Siaga, sehingga masyarakat harus mematuhi rekomendasi yang sudah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," katanya.
Ia menjelaskan masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan 600 meter
Baca juga: Petugas kembali catat getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. "Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya.*
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi di Gunung Sawur Lumajang dalam laporan tertulisnya menyebutkan aktivitas Semeru pada 13 Maret 2023 periode 00.00-06.00 WIB tercatat mengalami 21 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15-22 mm, dan lama gempa 65-104 detik. "Selain itu juga tercatat mengalami satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 27 mm dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 24-26 mm," katanya di Lumajang.
Untuk pengamatan secara visual, kata dia, Gunung Semeru terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah ke arah utara. Sedangkan pada pukul 06.00-12.00 WIB terekam dalam seismograf terjadi 20 kali gempa letusan dengan amplitudo 20-22 mm, dan lama gempa 75-110 detik.
Gempa letusan sebanyak 23 kali dengan amplitudo 11-23 mm juga terjadi pada pukul 12.00-18.00 WIB, kemudian dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-7 mm dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-38 mm. "Gunung Semeru masih pada level III atau Siaga, sehingga masyarakat harus mematuhi rekomendasi yang sudah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," katanya.
Ia menjelaskan masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan 600 meter
Baca juga: Petugas kembali catat getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. "Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya.*