Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Para petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dari ajang World Siperbike (WSBK) 2023 di Sirkuit Mandalika untuk pengelolaan lebih lanjut.
"Sampah anorganik yang bisa didaur ulang dibawa ke bank sampah dan sampah organik baru dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," kata Pelaksana Tugas Kepala DLH Kabupaten Lombok Tengah Amir Ali di Praya, Rabu.
Ia menjelaskan melalui pemilahan oleh petugas yang telah disiapkan tersebut, tidak semua sampah diangkut ke TPA di daerah setempat.
Ia menilai pengelolaan sampah dari ajang WSBK cukup baik karena langsung dipilah sehingga tidak ada yang "menginap" di lokasi kegiatan.
Pemkab Lombok Tengah menyatakan sisa sampah ajang WSBK di Sirkuit Mandalika yang dibawa ke TPA mencapai 19 persen dari total produksi sampah sekitar 10 ton.
"Itu jumlah residu yang terbuang langsung ke TPA di Desa Pengengat, Kecamatan Pujut," kata dia.
Ia mengatakan 10 ton sampah yang terkumpul itu produksi sampah sejak H-1 ajang balapan hingga setelah kegiatan karena ada kegiatan tambahan, sedangkan selama ajang WSBK tiga hari itu, sekitar 7,5 ton sampah terkumpul.
Untuk ajang MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Oktober 2023, residu sampah yang dihasilkan diperkirakan di bawah 10 persen. Sampah organik dan anorganik akan diolah sehingga bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
"Residu sampah ajang MotoGP kita targetkan di bawah 10 persen," katanya.
"Sampah anorganik yang bisa didaur ulang dibawa ke bank sampah dan sampah organik baru dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," kata Pelaksana Tugas Kepala DLH Kabupaten Lombok Tengah Amir Ali di Praya, Rabu.
Ia menjelaskan melalui pemilahan oleh petugas yang telah disiapkan tersebut, tidak semua sampah diangkut ke TPA di daerah setempat.
Ia menilai pengelolaan sampah dari ajang WSBK cukup baik karena langsung dipilah sehingga tidak ada yang "menginap" di lokasi kegiatan.
Pemkab Lombok Tengah menyatakan sisa sampah ajang WSBK di Sirkuit Mandalika yang dibawa ke TPA mencapai 19 persen dari total produksi sampah sekitar 10 ton.
"Itu jumlah residu yang terbuang langsung ke TPA di Desa Pengengat, Kecamatan Pujut," kata dia.
Ia mengatakan 10 ton sampah yang terkumpul itu produksi sampah sejak H-1 ajang balapan hingga setelah kegiatan karena ada kegiatan tambahan, sedangkan selama ajang WSBK tiga hari itu, sekitar 7,5 ton sampah terkumpul.
Untuk ajang MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Oktober 2023, residu sampah yang dihasilkan diperkirakan di bawah 10 persen. Sampah organik dan anorganik akan diolah sehingga bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
"Residu sampah ajang MotoGP kita targetkan di bawah 10 persen," katanya.