Mataram,  (Antara) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah tidak khawatir jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah itu akan berkurang, menyusul penutupan rute penerbangan Perth-Lombok oleh maskapai penerbangan asal Australia, Jetstar, mulai 16 Oktober 2014.

"Kalau maskapai itu resmi menutup rute Perth-Lombok, kami tidak mengkhawatirkannya, sejauh ini belum ada pengaruh meski beritanya sudah tersebar luas di masyarakat," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lombok Tengah Lalu Putria ketika dihubungi melalui saluran telepon dari Mataram, Jumat.

Ia mengakui, meski angka kunjungan wisatawan yang datang ke daerah itu khususnya mancanegara tidak terlepas dari wisatawan asal Australia, namun pihaknya tidak merasa risau.

"Sebab, kedatangan wisatawan yang berkunjung masih bisa

ditutupi oleh kedatangan wisatawan nusantara, bahkan wisatawan mancanegara dari negara laina," katanya.

Berdasarkan data saat ini, tingkat kunjungan wisatawan ke daerah itu sudah melampaui target yang ditetapkan 70 ribu orang.

"Total jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Lombok Tengah sudah mencapai 172 persen atau melampaui target 70 ribu yang ditetapkan pemerintah daerah," katanya.

Meski demikian, ia menambahkan, kalau maskapai asal Australia tersebut menutup rute Perth-Lombok, ada informasi bahwa beberapa maskapai lain sudah antre ingin membuka penerbangan pada jalur yang sama.

Sebelumnya, maskapai penerbangan asal Australia, Jetstar, memastikan menutup rute penerbangannya dari Perth-Lombok (Bandara Internasional Lombok) Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai 16 Oktober 2014.

Kepastian tersebut diperoleh setelah manajemen Jetstar yang diwakili Scot Donal melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bersama para pelaku pariwisata dan asosiasi wisata yang dipimpin langsung Wakil Gubernur H Muhammad Amin, di Mataram, Senin (6/10).

"Benar, pihak Jetstar telah memastikan menutup rute penerbangan Perth-Lombok mulai 16 Oktober karena di dalam internal mereka kesulitan keuangan," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB H Lalu Gita Aryadi.

Dijelaskannya, penutupan rute pernerbangan Perth-Lombok itu bukan karena tingkat keterisian penumpang menurun terutama dari dari Lombok ke Australia, melainkan pihak manajemen maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut kesulitan keuangan, sehingga harus menutup rute penerbangan Perth-Lombok.

"Jadi tidak benar jika selama ini keterangan sepihak dari Jetstar mereka menutup rute penerbangan karena selalu merugi. Penumpang yang datang dari Australia relatif penuh, namun dari Lombok ke Australia sedikit. Yang pasti, antara yang datang dan balik itu berimbang," kata mantan Kadisbudpar NTB ini.

Berdasarkan data PT Angkasa Pura I selaku pengelola BIL, sejak Jetstar beroperasi pada September 2013 hingga September 2014, tingkat keterisian penumpang berimbang.

Meski demikian, kata Gita, Pemprov NTB sebetulnya sudah berusaha meminta manajemen Jetstar tidak menutup rute penerbangan itu, mengingat jumlah wisatawan asal Australia ke Lombok cukup tinggi dan sebagai penyumbang angka kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional.

Salah satu usaha yang dilakukan Pemprov NTB untuk menahan Jetstar tidak tutup rute penerbangan antara lain dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar sebagai bentuk kerja sama promosi pariwisata melalui perluasan basis pasar.

Namun ternyata pihak manajemen Jetstar tetap ingin menutup rute Perth-Lombok dengan alasan selalu merugi.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Yanes
Copyright © ANTARA 2024