Bandung (ANTARA) -
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan imunisasi merupakan perwujudan dari bela negara, selain untuk melindungi warga negara Indonesia dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti polio, difteri, hepatitis, pertusis, tetanus dan campak-rubella. "Pelaksanaan imunisasi merupakan perwujudan komitmen kita dalam bela negara," kata Gubernur Ridwan Kamil, di Bandung, Kamis.
Kementerian Kesehatan RI bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menggelar Advokasi dan Sosialisasi Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio Jawa Barat, di Kota Bandung. Gubernur berharap dengan adanya Advokasi dan Sosialisasi Sub PIN Polio ini, capaian imunisasi di Provinsi Jabar semakin meningkat serta pelaksanaan di Jabar sukses dengan cakupan lebih dari 95 persen.
"Imunisasi juga faktor dalam mencegah anak stunting. Dengan imunisasi masyarakat Indonesia akan hidup sehat, kuat, unggul, dan dapat menjadi modal awal bagi sebuah bangsa maju dan bermartabat," ujar Ridwan Kamil.
Hal ini sejalan dengan pembangunan nasional bidang kesehatan pada RPJMN 2020-2024. Menurut Ridwan Kamil, Indonesia dinyatakan telah bebas dari polio sejak tahun 2014, dan Indonesia juga diharapkan dapat mempertahankan status bebas polio dalam rangka mewujudkan dunia bebas polio tahun 2026.
"Beberapa tahun terakhir, selama kurang lebih dua tahun pandemi COVID-19, semua aspek mengalami dampak yang berarti, termasuk pada sektor kesehatan terutama layanan kesehatan dasar masyarakat, yakni imunisasi," katanya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, Indonesia mengalami penurunan cakupan imunisasi dasar dari tahun 2020-2021 dengan gap sekitar 9 persen di mana sekitar 1,7 juta anak yang tidak mendapat imunisasi sejak 3 tahun terakhir.
Capaian imunisasi dasar lengkap Provinsi Jabar pada 2020 sebesar 87,4 persen dan tahun 2021 sebesar 89,9 persen. Sedangkan pada 2022 capaian imunisasi dasar lengkap di Jabar sudah lebih baik, yakni mencapai 107 persen.
Terjadinya penurunan cakupan imunisasi akan mengakibatkan timbulnya daerah-daerah kantong yang berpotensi menjadi sumber kasus atau kejadian luar biasa (KLB) terkait PD3I. Pada tanggal 14 Maret 2023, ditemukan kasus lumpuh layu akut di Kabupaten Purwakarta dengan hasil pemeriksaan laboratorium bahwa kasus tersebut terkait VDPV (Vaccine Derived Poliovirus) Tipe 2 dengan perubahan 30-31 nukleotida.
Dengan ditemukannya kasus polio VDPV 2 di Purwakarta perlu dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) dengan memberikan vaksin
Noval Oral Polio Vaccine Type 2 (NOPV2), yang diberikan dengan metode tetes kepada sasaran anak usia 0-59 bulan . Sub PIN Polio akan dilaksanakan sebanyak dua putaran, menyasar 3,9 juta anak usia 0-59 bulan yang akan dimulai pada 2 April 2023 untuk putaran pertama. Sebulan setelahnya pada Mei akan dilanjutkan untuk putaran kedua.Ridwan Kamil mengimbau untuk bersama-sama berupaya semaksimal mungkin menyukseskan pelaksanaan Sub PIN Polio di Jabar. "Masalah kesehatan adalah masalah kita bersama, maka itu diperlukan adanya kolaborasi Pentahelix bersama lintas program dan sektor," katanya.
Baca juga: Lima pasar tradisional jadi titik kemacetan mudik di Jabar
Baca juga: Jabar perlu manajemen lalu lintas arus mudik tersendiri
Baca juga: Lima pasar tradisional jadi titik kemacetan mudik di Jabar
Baca juga: Jabar perlu manajemen lalu lintas arus mudik tersendiri
Menurutnya, dukungan dan peran serta semua pihak di jajaran pemerintahan dan segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan agar cakupan pelaksanaan Sub PIN di Jabar mencapai 95 persen dan dapat menyelesaikan kasus polio di Jabar.
"Mari bersama kita lindungi anak-anak kita dari PD3I, khususnya polio dengan berpartisipasi aktif pada pelaksanaan Sub PIN. Ayo bawa anak-anak kita ke pos pelayanan imunisasi dan pastikan mereka mendapatkan imunisasi polio selama pelaksanaan Sub PIN ini," katanya.