Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Wakil Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, HM Nursiah mengatakan dari hasil evaluasi dan pendataan yang telah dilaksanakan, jumlah kasus stunting di awal 2023 menurun menjadi 17,4 persen di 2023.

"Kasus stunting di Lombok Tengah dari 20,68 persen atau 18.680 balita turun menjadi 17,4 persen," katanya usai rapat evaluasi program penanganan kasus stunting di ruang rapat utama kantor Bupati Lombok Tengah, Rabu.

Ia mengatakan pemerintah daerah terus berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam penurunan angka stunting menjadi 14 persen di 2024 mendatang.

Beberapa program telah dilaksanakan termasuk pembentukan tim percepatan penurunan angka stunting di Lombok Tengah.

"Salah satu program yang pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Lombok Tengah, Baiq Sri Astuti Handayani mengatakan, bahwa dari data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) menyatakan angka stunting hingga April tahun ini mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan jumlah tahun sebelumnya.

“Menurut E-PPGBM sudah turun menjadi 17,4 persen dari sebelumnya cukup tinggi mencapai 20,81 persen. Kita sangat bersyukur jumlah stunting ini bisa mengalami penurunan dengan sinergi yang sudah kita lakukan bersama berbagai pihak terkait,” katanya.

Berbagai strategi yang dilakukan dalam menurunkan angka stunting, maka pihaknya optimis pada 2024 jumlah penurunan kasus stunting bisa mencapai 14 persen seperti yang sudah ditargetkan oleh pemerintah pusat.

“Terlebih berbagai pihak juga kini turun membantu dalam hal penanganan stunting ini," katanya.*


 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024