Palu (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Profesor Sagaf Pettalongi menegaskan bahwa mahasiswa perguruan tinggi Islam negeri tersebut harus bersikap moderat dan menerima perbedaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
"Mahasiswa UIN Palu harus menjadi teladan dan pelopor dilandasi dengan sikap dan pemikiran yang moderat di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan," kata Sagaf S Pettalongi, di Palu, Selasa.
Kehidupan sosial kemasyarakatan, kata Rektor, di dalamnya terdapat masyarakat yang heterogen terdiri dari berbagai suku, budaya, agama, dan bahasa.
Maka, tatanan sosial kemasyarakatan yang telah terbangun sejak lama, dilandasi dengan budaya dan adat istiadat di suatu lingkungan sosial, harus dijunjung tinggi.
Dengan demikian, sebut dia, sikap dan pemikiran yang moderat sangat dibutuhkan, untuk menjunjung tinggi nilai - nilai perbedaan budaya dan agama serta tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.
"Dengan pemikiran dan sikap yang moderat, maka seseorang tidak akan memaksakan kehendak atau pendapatnya untuk di terima oleh orang lain dalam kehidupan sosial keagamaan," katanya.
Oleh karena itu, Rektor mengatakan UIN Datokarama Palu terus berupaya membangun kecerdasan intelektual dan kepribadian/sikap dan akhlak mahasiswa dilandasi dengan nilai moderasi.
"Penguatan dan sosialisasi moderasi beragama menjadi salah satu prioritas UIN Datokarama," ungkapnya.
UIN Datokarama melalui Rumah Moderasi melaksanakan Penyuluhan Moderasi Beragama kepada 200 mahasiswa semester dua dan empat dari berbagai fakultas di lingkup perguruan tinggi tersebut.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Rumah Moderasi Beragama UIN Datokarama Ismail Pangeran mengatakan sosialisasi dan pengenalan, serta peningkatan pemahaman dan kapasitas mahasiswa tentang moderasi beragama menjadi satu prioritas program yang diselenggarakan oleh pihaknya.
"Program ini tidak hanya difokuskan kepada komponen civitas UIN Datokarama, tetapi juga difokuskan kepada masyarakat luas termasuk di dalamnya komponen mahasiswa," ujar Ismail.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya pengenalan dan memaksimalkan implementasi moderasi beragama, pihaknya menggandeng para tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah serta pemerintah daerah.
Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktek keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Baca juga: Aliansi anti SARA mendukung keberagaman dan toleransi antarumat beragama
Sementara pada tataran teologis, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.
Rektor UIN Datokarama Palu Profesor Sagaf S Pettalongi menyampaikan sambutan sekaligus materi pada penyuluhan moderasi beragama, di UIN Palu, Selasa (11/4/2023). (ANTARA/HO-Kiswanto)
"Mahasiswa UIN Palu harus menjadi teladan dan pelopor dilandasi dengan sikap dan pemikiran yang moderat di tengah kehidupan sosial kemasyarakatan," kata Sagaf S Pettalongi, di Palu, Selasa.
Kehidupan sosial kemasyarakatan, kata Rektor, di dalamnya terdapat masyarakat yang heterogen terdiri dari berbagai suku, budaya, agama, dan bahasa.
Maka, tatanan sosial kemasyarakatan yang telah terbangun sejak lama, dilandasi dengan budaya dan adat istiadat di suatu lingkungan sosial, harus dijunjung tinggi.
Dengan demikian, sebut dia, sikap dan pemikiran yang moderat sangat dibutuhkan, untuk menjunjung tinggi nilai - nilai perbedaan budaya dan agama serta tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.
"Dengan pemikiran dan sikap yang moderat, maka seseorang tidak akan memaksakan kehendak atau pendapatnya untuk di terima oleh orang lain dalam kehidupan sosial keagamaan," katanya.
Oleh karena itu, Rektor mengatakan UIN Datokarama Palu terus berupaya membangun kecerdasan intelektual dan kepribadian/sikap dan akhlak mahasiswa dilandasi dengan nilai moderasi.
"Penguatan dan sosialisasi moderasi beragama menjadi salah satu prioritas UIN Datokarama," ungkapnya.
UIN Datokarama melalui Rumah Moderasi melaksanakan Penyuluhan Moderasi Beragama kepada 200 mahasiswa semester dua dan empat dari berbagai fakultas di lingkup perguruan tinggi tersebut.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Rumah Moderasi Beragama UIN Datokarama Ismail Pangeran mengatakan sosialisasi dan pengenalan, serta peningkatan pemahaman dan kapasitas mahasiswa tentang moderasi beragama menjadi satu prioritas program yang diselenggarakan oleh pihaknya.
"Program ini tidak hanya difokuskan kepada komponen civitas UIN Datokarama, tetapi juga difokuskan kepada masyarakat luas termasuk di dalamnya komponen mahasiswa," ujar Ismail.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya pengenalan dan memaksimalkan implementasi moderasi beragama, pihaknya menggandeng para tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah serta pemerintah daerah.
Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktek keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Baca juga: Aliansi anti SARA mendukung keberagaman dan toleransi antarumat beragama
Sementara pada tataran teologis, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.