Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan atau warga waspada potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) menjelang arus mudik Lebaran 2023.
"Kecepatan angin mencapai 27 knot dengan tinggi gelombang di atas 2 meter di selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Selat Sape bagian Selatan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok, Ari Wibowo dalam keterangan tertulisnya di Praya, Selasa.
Dengan adanya potensi gelombang tinggi tersebut, lanjut dia, para nelayan maupun masyarakat yang beraktivitas di wilayah perairan NTB harus tetap waspada dan tidak pergi melaut ketika terjadi cuaca ekstrem yang disertai gelombang tinggi.
"Tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi di wilayah NTB," katanya.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
"Waspada potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB," kata PLH Kepala Stasiun Meteorologi Zaenudin Abdul Majid, Lombok, Nanang Fahrozi.
BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan, diantaranya kondisi aktifnya gelombang Rossby Ekuator di beberapa wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB, dan diimbangi oleh suhu permukaan laut yang cukup hangat (28 - 30°C) di wilayah NTB.
"Adanya siklon tropis, pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan," katanya.
"Kecepatan angin mencapai 27 knot dengan tinggi gelombang di atas 2 meter di selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Selat Sape bagian Selatan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok, Ari Wibowo dalam keterangan tertulisnya di Praya, Selasa.
Dengan adanya potensi gelombang tinggi tersebut, lanjut dia, para nelayan maupun masyarakat yang beraktivitas di wilayah perairan NTB harus tetap waspada dan tidak pergi melaut ketika terjadi cuaca ekstrem yang disertai gelombang tinggi.
"Tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi di wilayah NTB," katanya.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
"Waspada potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB," kata PLH Kepala Stasiun Meteorologi Zaenudin Abdul Majid, Lombok, Nanang Fahrozi.
BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan, diantaranya kondisi aktifnya gelombang Rossby Ekuator di beberapa wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB, dan diimbangi oleh suhu permukaan laut yang cukup hangat (28 - 30°C) di wilayah NTB.
"Adanya siklon tropis, pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan," katanya.