Jakarta (ANTARA) - Tim gabungan TNI dan Polri berhasil mengevakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin dan tiga prajurit lainnya yang gugur karena diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi-man, Nduga, Papua.
Prajurit yang gugur itu bernama Pratu Arifin, Pratu I, Pratu K, dan Prada S telah dievakuasi dari Nduga menuju RSUD Timika, Mimika, Papua, Rabu.
"Kami mohon doanya semoga keempat prajurit terbaik yang gugur di medan tugas ini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt., Tuhan Yang Mahabesar. Aamiin," kata Kepala Pusat Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cendrawasih Kolonel Kav. Herman Taryaman di Papua, Rabu, sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya di Jakarta.
Empat prajurit yang gugur itu tergabung dalam 36 prajurit yang bertugas menyisir wilayah Mugi-man, Nduga, Papua, pekan lalu. Namun, saat mereka menjalani tugasnya, KKB atau kelompok separatis teroris (KST) menghadang dan menyerang pasukan TNI itu.
Baku tembak pun terjadi, beberapa prajurit berhasil menyelamatkan diri. Akan tetapi, tiga prajurit kena luka tembak dan satu luka-luka karena terjatuh.
Empat prajurit yang luka-luka itu telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit, Selasa.
Awalnya hanya satu prajurit yang terkonfirmasi gugur, yaitu Pratu Arifin. Namun, dia tidak dapat langsung dievakuasi karena kondisi medan sulit dan cuaca buruk. Pasalnya, Pratu Arifin terperosok ke dalam jurang sedalam 15 meter.
Seiring dengan upaya mengevakuasi jenazah Pratu Arifin, Tim Gabungan TNI dan Polri pun menemukan tiga prajurit lainnya yang juga gugur dalam tugas.
Pratu Arifin merupakan prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, sementara tiga prajurit lainnya yang gugur sampai saat ini belum diketahui identitas lengkapnya berikut asal satuannya.
Para prajurit TNI yang diserang oleh KKB pekan lalu itu tengah menjalankan operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.
Selepas insiden itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengumumkan siaga tempur di daerah-daerah di Papua yang dinilai rawan teror dan serangan KKB atau kelompok separatis teroris.
Laksamana Yudo menjelaskan bahwa siaga tempur perlu untuk memperkuat naluri bertempur para prajurit, apalagi jika mereka diserang oleh KKB.
Prajurit yang gugur itu bernama Pratu Arifin, Pratu I, Pratu K, dan Prada S telah dievakuasi dari Nduga menuju RSUD Timika, Mimika, Papua, Rabu.
"Kami mohon doanya semoga keempat prajurit terbaik yang gugur di medan tugas ini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt., Tuhan Yang Mahabesar. Aamiin," kata Kepala Pusat Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cendrawasih Kolonel Kav. Herman Taryaman di Papua, Rabu, sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya di Jakarta.
Empat prajurit yang gugur itu tergabung dalam 36 prajurit yang bertugas menyisir wilayah Mugi-man, Nduga, Papua, pekan lalu. Namun, saat mereka menjalani tugasnya, KKB atau kelompok separatis teroris (KST) menghadang dan menyerang pasukan TNI itu.
Baku tembak pun terjadi, beberapa prajurit berhasil menyelamatkan diri. Akan tetapi, tiga prajurit kena luka tembak dan satu luka-luka karena terjatuh.
Empat prajurit yang luka-luka itu telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit, Selasa.
Awalnya hanya satu prajurit yang terkonfirmasi gugur, yaitu Pratu Arifin. Namun, dia tidak dapat langsung dievakuasi karena kondisi medan sulit dan cuaca buruk. Pasalnya, Pratu Arifin terperosok ke dalam jurang sedalam 15 meter.
Seiring dengan upaya mengevakuasi jenazah Pratu Arifin, Tim Gabungan TNI dan Polri pun menemukan tiga prajurit lainnya yang juga gugur dalam tugas.
Pratu Arifin merupakan prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, sementara tiga prajurit lainnya yang gugur sampai saat ini belum diketahui identitas lengkapnya berikut asal satuannya.
Para prajurit TNI yang diserang oleh KKB pekan lalu itu tengah menjalankan operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.
Selepas insiden itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengumumkan siaga tempur di daerah-daerah di Papua yang dinilai rawan teror dan serangan KKB atau kelompok separatis teroris.
Laksamana Yudo menjelaskan bahwa siaga tempur perlu untuk memperkuat naluri bertempur para prajurit, apalagi jika mereka diserang oleh KKB.