Jakarta (ANTARA) - Korps Lalu Lintas Polri mengimbau masyarakat yang balik (pemilir) Lebaran 2023 saat melintas di jalur yang diberlakukan sistem satu arah ("one way") agar memperhatikan rambu-rambu dan arahan petugas demi kelancaran arus lalu lintas.
Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol. Aan Suhanan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan ada perubahan posisi lajur utama, bahu jalan, dan "rest area" saat pemberlakuan sistem "one way".
“Saat normal untuk jalur utama, bahu jalan, dan 'rest area' tetap berada di kiri, begitu pula jalur darurat. Sedangkan untuk jalur 'one way', bahu jalan, jalur darurat, dan 'rest area' berada di kanan,” kata Aan.
Begitu pula untuk pintu keluar/"exit" tol saat jalur "one way" akan berbeda pada saat jalur normal. Aan mengatakan saat jalur normal, maka pintu keluar berada di kiri jalan, sedangkan "one way" berada di sisi kanan.
“Perubahan ini terjadi selama pelaksanaan 'one way',” ujarnya.
Menurut Aan, perubahan ini terjadi karena direkayasa menjadi jalur “one way” untuk memudahkan pengguna jalan apabila terjadi permasalahan pada kendaraannya.
“Dengan demikian mudah untuk dievakuasi dan keselamatan karena ada marka khusus garis tidak terputus,” kata Aan.
Polri masih menerapkan sistem “one way” untuk arus pemilir Lebaran 2023 dari arah timur ke barat mulai dari KM 414 Kalikangkung Semarang menuju KM 70 Tol Cikampek Utama.
Meski masa cuti bersama telah berakhir, Aan mengatakan Polri tetap memperhatikan situasi dan kondisi arus lalu lintas karena berdasarkan imbauan pemerintah agar pemilir tidak balik berbarengan pada tanggal 24 dan 25 April 2023 dengan menunda kepulangan atau penundaan kerja dari rumah.
Dengan demikian, kata Aan, kemungkinan arus pemilir akan terjadi setelah tanggal 24 dan 25 April 2023 sehingga bila terjadi peningkatan maka disiapkan untuk dilakukan rekayasa lalu lintas guna menambah kapasitas jalan.
Baca juga: Kakorlantas ajak pemilir manfaatkan jalur arteri
Baca juga: Pelabuhan Bakauheni masih dipadati arus balik kendaraan pemilir
“Sangat mungkin direkayasa lalu lintas yang diterapkan, kami melihat situasi realisasi arus melalui 'penghitungan lalu lintas' dan pemantauan CCTV,” kata Aan.