Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengusulkan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) agar sebanyak 6.141 guru honorer lolos passing grade diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
"Total formasi kebutuhan PPPK tahun anggaran 2023 yang diajukan sebanyak 8.024. Di antaranya sebanyak 6.141 PPPK guru. Sisanya sebanyak 1.883 adalah PPPK non guru, terdiri dari 1.133 tenaga kesehatan dan 750 tenaga teknis," katanya melalui keterangan tertulis di Surabaya, Rabu.
Khofifah menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), guru PPPK lolos passing grade tahun 2021 sebanyak 8.588 orang. Baru diangkat sebanyak 2.047 orang.
"Sehingga saat ini masih tersisa 6.141 orang guru lolos passing grade yang menunggu ketersediaan formasi/kebutuhan. Kita akan tuntaskan 6.141 guru yang telah lolos passing grade untuk diusulkan diangkat tahun 2023," ujarnya.
Mengacu Peraturan Menpan RB Nomor 20 Tahun 2022 tentang Pengadaan PPPK untuk Jabatan Fungsional Guru pada Instansi Daerah Tahun 2022, dinyatakan bahwa rekrutmen dilakukan dengan mekanisme prioritas bagi yang telah lolos passing grade pada seleksi tahun 2021 dengan urutan eks tenaga honorer kategori II, guru honorer negeri, lulusan pendidikan profesi guru dan guru honorer swasta. "Dengan demikian, apabila tersedia formasi seluruh guru lolos passing grade bisa diangkat sebagai PPPK," katanya.
Khofifah menandaskan, komitmen pengajuan guru menjadi PPPK merupakan bentuk terima kasih teruntuk pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengabdi dan berjuang untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Terlebih, melalui perjuangan para guru, selama empat tahun berturut-turut lulusan SMA/ SMK Jatim berada di peringkat pertama nasional diterima Perguruan Tinggi Negeri tanpa tes melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. "Terima kasih, para guru sudah melakukan banyak ikhtiar, membawa harum nama sekolah, Jatim dan Indonesia," ucapnya.
"Total formasi kebutuhan PPPK tahun anggaran 2023 yang diajukan sebanyak 8.024. Di antaranya sebanyak 6.141 PPPK guru. Sisanya sebanyak 1.883 adalah PPPK non guru, terdiri dari 1.133 tenaga kesehatan dan 750 tenaga teknis," katanya melalui keterangan tertulis di Surabaya, Rabu.
Khofifah menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), guru PPPK lolos passing grade tahun 2021 sebanyak 8.588 orang. Baru diangkat sebanyak 2.047 orang.
"Sehingga saat ini masih tersisa 6.141 orang guru lolos passing grade yang menunggu ketersediaan formasi/kebutuhan. Kita akan tuntaskan 6.141 guru yang telah lolos passing grade untuk diusulkan diangkat tahun 2023," ujarnya.
Mengacu Peraturan Menpan RB Nomor 20 Tahun 2022 tentang Pengadaan PPPK untuk Jabatan Fungsional Guru pada Instansi Daerah Tahun 2022, dinyatakan bahwa rekrutmen dilakukan dengan mekanisme prioritas bagi yang telah lolos passing grade pada seleksi tahun 2021 dengan urutan eks tenaga honorer kategori II, guru honorer negeri, lulusan pendidikan profesi guru dan guru honorer swasta. "Dengan demikian, apabila tersedia formasi seluruh guru lolos passing grade bisa diangkat sebagai PPPK," katanya.
Baca juga: Polda NTB melanjutkan kasus pemotongan gaji guru di Lombok Barat
Baca juga: Empat kementerian cari solusi untuk guru non-ASN
Khofifah menandaskan, komitmen pengajuan guru menjadi PPPK merupakan bentuk terima kasih teruntuk pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengabdi dan berjuang untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Terlebih, melalui perjuangan para guru, selama empat tahun berturut-turut lulusan SMA/ SMK Jatim berada di peringkat pertama nasional diterima Perguruan Tinggi Negeri tanpa tes melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. "Terima kasih, para guru sudah melakukan banyak ikhtiar, membawa harum nama sekolah, Jatim dan Indonesia," ucapnya.