Lombok Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) berkomitmen untuk terus melakukan upaya pencegahan anak usia di bawah lima tahun (balita) tumbuh kerdil dengan program Bakti Stunting.
Wakil Bupati Lombok Barat Hj Sumiatun di Kabupaten Lombok Barat, Minggu, menjelaskan gerakan Bakti Stunting diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi NTB dan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Lombok Barat.
"Mari kita berkolaborasi, berkoordinasi dan saling mendukung, karena upaya percepatan penurunan stunting ini adalah tanggung jawab kita bersama," katanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Sumiatun mengatakan indikator percepatan penurunan stunting yang masih perlu menjadi perhatian bersama adalah pemeriksaan kadar hemoglobin pada remaja.
Selain itu, pendampingan keluarga risiko stunting, unmet need, pemasangan alat keluarga berencana (KB) setelah persalinan, serta kehamilan yang tidak diinginkan.
"Ada beberapa yang menjadi tantangan dalam upaya percepatan penurunan stunting pada saat ini, antara lain masih tingginya angka keluarga risiko stunting di Lombok Barat, dan masih ditemukannya masalah gizi lain seperti kurang berat badan," ujarnya.
Ia menyebutkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada Februari 2023, tercatat angka stunting pada balita di Kabupaten Lombok Barat sebesar 13,63 persen.
Menurut Sumiatun, untuk mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Lombok Barat, perlu dilakukan gerakan yang holistik, integratif dan berkualitas yang dilaksanakan dengan koordinasi, sinergi dan kolaborasi.
"Kami telah mengerahkan semua potensi dan kemampuan yang ada, baik berupa sumber daya, tenaga dan biaya, sehingga mendapat hasil yang lebih efektif," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan NTB dr H Lalu Hamzi Fikri menjelaskan Bakti Stunting dilaksanakan melalui pemenuhan protein hewani bagi bayi dan balita, terutama telur karena mudah dijangkau masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se-NTB.
"Kabupaten Lombok Barat menjadi binaan Dinas Kesehatan NTB dalam pelaksanaan Bakti Stunting yang bekerja sama dengan 60 mitra," katanya.
Wakil Bupati Lombok Barat Hj Sumiatun di Kabupaten Lombok Barat, Minggu, menjelaskan gerakan Bakti Stunting diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi NTB dan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Lombok Barat.
"Mari kita berkolaborasi, berkoordinasi dan saling mendukung, karena upaya percepatan penurunan stunting ini adalah tanggung jawab kita bersama," katanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Sumiatun mengatakan indikator percepatan penurunan stunting yang masih perlu menjadi perhatian bersama adalah pemeriksaan kadar hemoglobin pada remaja.
Selain itu, pendampingan keluarga risiko stunting, unmet need, pemasangan alat keluarga berencana (KB) setelah persalinan, serta kehamilan yang tidak diinginkan.
"Ada beberapa yang menjadi tantangan dalam upaya percepatan penurunan stunting pada saat ini, antara lain masih tingginya angka keluarga risiko stunting di Lombok Barat, dan masih ditemukannya masalah gizi lain seperti kurang berat badan," ujarnya.
Ia menyebutkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada Februari 2023, tercatat angka stunting pada balita di Kabupaten Lombok Barat sebesar 13,63 persen.
Menurut Sumiatun, untuk mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Lombok Barat, perlu dilakukan gerakan yang holistik, integratif dan berkualitas yang dilaksanakan dengan koordinasi, sinergi dan kolaborasi.
"Kami telah mengerahkan semua potensi dan kemampuan yang ada, baik berupa sumber daya, tenaga dan biaya, sehingga mendapat hasil yang lebih efektif," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan NTB dr H Lalu Hamzi Fikri menjelaskan Bakti Stunting dilaksanakan melalui pemenuhan protein hewani bagi bayi dan balita, terutama telur karena mudah dijangkau masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se-NTB.
"Kabupaten Lombok Barat menjadi binaan Dinas Kesehatan NTB dalam pelaksanaan Bakti Stunting yang bekerja sama dengan 60 mitra," katanya.