Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mempercantik kawasan Pasar dan Kuliner Rembiga dengan membuat mural berisi berbagai kearifan lokal untuk menarik minat masyarakat datang ke pasar tersebut.

"Sebelumnya lapak pasar dan kuliner tersebut sudah kita uji coba beroperasi, tapi sayangnya para pedagang kurang betah karena berbagai alasan," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Senin.

Beberapa alasan pedagang tidak lagi menempati lapak tersebut antara lain karena sepi, kehabisan modal dan areal kurang nyaman sebab ketika hujan mereka terkena tempias air hujan.

"Kondisi tempias air hujan kami akui, karena itu kita uji coba dan kekurangan-kekurangan segera kita tata dan sempurnakan kembali," katanya.

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram untuk membuat mural dengan berbagai kearifan lokal agar kawasan itu bisa terlihat lebih menarik.

Di samping itu, juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian, agar kegiatan pasar tani dialihkan ke Pasar dan Kuliner Rembiga, untuk memancing konsumen agar bisa datang ke sana.

"Peminat lapak di pasar kuliner ini memang banyak, tapi kita butuh yang serius dan punya modal. Kita tidak mau mereka berjualan 1-2 hari, kemudian tutup," katanya.

Sebelumnya Pasar Rembiga, kata Uun, telah dilakukan penataan pada bagian depan untuk menghidupkan Pasar Rembiga menjadi sebuah pasar malam dilengkapi dengan berbagai hiburan hingga "live musik".

Pasar Rembiga merupakan salah satu dari 19 pasar tradisional di Kota Mataram, hanya saja keberadaannya kurang efektif karena berada di belakang rumah toko (ruko).

Bahkan jumlah pedagang di Pasar Rembiga saat pagi hanya 29 orang sehingga retribusi yang dapat dalam sehari hanya sekitar Rp120 ribu.

Terkait dengan itu, lanjut Uun, konsep Pasar Rembiga menjadi pasar malam diharapkan bisa mengoptimalkan fungsi Pasar Rembiga sebagai pusat transaksi masyarakat.

"Pedagang di Pasar Rembiga dulu lumayan banyak, tapi mereka banyak lari ke Pasar Cemare dan Pasar Sayang-Sayang," katanya.

Namun demikian, potensi Pasar Rembiga terjadi pada sore hari terutama pada bagian depan utara. Dimana pada sorenya lapak Pasar Rembiga dipenuhi pedagang makanan atau kuliner, seperti sate, urap, dan jajanan tradisional lainnya.

"Potensi itulah yang ingin kita kembangkan, agar Pasar Rembiga tetap ramai dari sore hingga malam. Kita bahkan akan siapkan 'live musik' agar menjadi daya tarik tersendiri," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024