Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalillah terus mendorong akselerasi peran posyandu dalam mengatasi persoalan stunting.
"Semua pihak agar tetap menjaga kualitas posyandu keluarga yang sudah ada, dengan pelayanan yang maksimal. Sasarannya harus jelas, sehingga akan menghasilkan setiap apa yang dilakukan di posyandu perkembangannya terdata dengan rinci dan lengkap," kata Wagub NTB ini saat menghadiri pelaksanaan bakti stunting di Desa Batu Rakit, Kecamatan Bayan Lombok Utara, dalam keterangan tertulis diterima wartawan, Jumat.
Ia mengatakan, sekecil apapun itu harus terdata rapi dan lengkap. Semua harus bertanggung jawab menjaga pelayanan Posyandu. Pastikan semua berjalan dengan baik dan tidak bekerja asal asalan.
Karena menurutnya, hadirnya posyandu keluarga di tengah masyarakat yang terdata jelas dan rapi, akan membantu mendeteksi kekurangan hingga menentukan langkah selanjutnya yang akan ditempuh.
"Kita sudah miliki 7.000 lebih posyandu keluarga di NTB sudah menggunakan sistem "by name by address" jadi semua sudah terdata. Dan itu akan memudahkan kita untuk menentukan langkah selanjutnya," ujarnya.
Wakil Bupati Lombok Utara Danny Carter Febrianto mengapresiasi program bakti stunting yang diinisiasi oleh Pemprov NTB. dan menurutnya inovasi seperti ini akan sangat membantu mengintervensi persoalan stunting di daerah itu.
"Inovasi bakti stunting ini sangat membantu dalam menekan angka stunting di daerah," katanya.
Wabup menilai inovasi bakti stunting luar biasa sehingga sangat perlu ditiru oleh semua daerah tak terkecuali Lombok Utara.
"Kalau bisa kami diizinkan untuk menduplikasi inovasi ini. Draf SK di semua OPD lingkup Pemkab Lombok utara sudah disusun dan siap di jalankan," ujarnya.
Kepala Desa Batu Rakit Rismana menyampaikan, bahwa kasus stunting di desanya tahun 2022 mencapai 134 kasus namun dengan inovasi dan kolaborasi semua pihak pada tahun 2023 mampu menekan kasus stunting hingga 122 kasus.
Kata Risman, berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka stunting di desanya, seperti posyandu keluarga, pelatihan kader hingga program menyediakan kebun gizi di pekarangan rumah dan telah membawa hasil.
"Semua pihak agar tetap menjaga kualitas posyandu keluarga yang sudah ada, dengan pelayanan yang maksimal. Sasarannya harus jelas, sehingga akan menghasilkan setiap apa yang dilakukan di posyandu perkembangannya terdata dengan rinci dan lengkap," kata Wagub NTB ini saat menghadiri pelaksanaan bakti stunting di Desa Batu Rakit, Kecamatan Bayan Lombok Utara, dalam keterangan tertulis diterima wartawan, Jumat.
Ia mengatakan, sekecil apapun itu harus terdata rapi dan lengkap. Semua harus bertanggung jawab menjaga pelayanan Posyandu. Pastikan semua berjalan dengan baik dan tidak bekerja asal asalan.
Karena menurutnya, hadirnya posyandu keluarga di tengah masyarakat yang terdata jelas dan rapi, akan membantu mendeteksi kekurangan hingga menentukan langkah selanjutnya yang akan ditempuh.
"Kita sudah miliki 7.000 lebih posyandu keluarga di NTB sudah menggunakan sistem "by name by address" jadi semua sudah terdata. Dan itu akan memudahkan kita untuk menentukan langkah selanjutnya," ujarnya.
Wakil Bupati Lombok Utara Danny Carter Febrianto mengapresiasi program bakti stunting yang diinisiasi oleh Pemprov NTB. dan menurutnya inovasi seperti ini akan sangat membantu mengintervensi persoalan stunting di daerah itu.
"Inovasi bakti stunting ini sangat membantu dalam menekan angka stunting di daerah," katanya.
Wabup menilai inovasi bakti stunting luar biasa sehingga sangat perlu ditiru oleh semua daerah tak terkecuali Lombok Utara.
"Kalau bisa kami diizinkan untuk menduplikasi inovasi ini. Draf SK di semua OPD lingkup Pemkab Lombok utara sudah disusun dan siap di jalankan," ujarnya.
Kepala Desa Batu Rakit Rismana menyampaikan, bahwa kasus stunting di desanya tahun 2022 mencapai 134 kasus namun dengan inovasi dan kolaborasi semua pihak pada tahun 2023 mampu menekan kasus stunting hingga 122 kasus.
Kata Risman, berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka stunting di desanya, seperti posyandu keluarga, pelatihan kader hingga program menyediakan kebun gizi di pekarangan rumah dan telah membawa hasil.