Mataram, (Antara NTB)- Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah mengirim beberapa orang stafnya ke Yogyakarta untuk mempelajari teknis pengelolaan limbah usaha pencucian atau "laundry".

"Keberadaan limbah `laundry` di Kota Mataram saat ini sudah semakin krusial, sehingga kita harus segera mencari formula dalam pengelolan limbah dan regulasinya," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram M Saleh di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, salah satu teknis pengelolaan limbah "laundry" yang akan dipelajari di daerah Yogyakarta adalah sistem instalasi pengelolaan air limbah (ipal) kompatibel.

"Ipal kompatibel ini mampu bekerja dan menampung limbah `laundry` sekaligus menjadi alat pemantau," katanya.

Menurut dia, limbah deterjen yang mengandung zat fosfat dengan kadar tinggi yang terbuang ke badan air dapat memicu tumbuhnya gulma yang akan menjadi penyebab tumpukan sedimen sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar.

"Tingginya sedimen pada setiap saluran tentu bisa berdampak meluapnya air pada saluran pada saat musim hujan," katanya.

Akan tetapi, katanya, jika zat fosfat yang dibuang itu dapat diolah kembali dengan baik, maka zat fosfat bisa menjadi pupuk sehingga dapat dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan tanaman.

"Manfaat inilah yang mungkin akan kita terapkan ke depan, agar limbah tidak dibuang ke badan air, sebaliknya diolah kembali menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Kalau sudah jadi pupuk, bisa dijual lagi," katanya.

Sementara terkait dengan dampak dari sisi kesehatan, katanya, hal itu hanya bisa dijawab oleh pihak yang berwenang, begitu juga dengan regulasi yang akan ditetapkan terhadap para pengusaha "laundry" yang saat ini jumlahnya sudah mencapai sekitar 243 pengusaha.

"Kami akan segera duduk bersama untuk mencari regulasi yang tepat serta teknis pengelola limbah `laundry` bersama dinas teknis terkait setelah kami mendapatkan informasi yang jelas dari tim yang saat ini akan berangkat ke Yogyakarta," katanya.

Saleh menilai, maraknya perkembangan jasa "laundry" di Kota Mataram ini seiring dengan peluang dan kebutuhan yang ada, apalagi Mataram sebagai pusat pendidikan dan jasa.

"Termasuk jasa tempat kos yang tentunya para penghuninya membutuhkan jasa `laundry` karena penghuninya juga banyak yang sudah bekerja sehingga tidak sempat mencuci sendiri," katanya. (*)

Pewarta : Nirkomala
Editor :
Copyright © ANTARA 2024