Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat telah membentuk tim pemeriksa kesehatan hewan kurban yang akan bertugas melakukan pengecekan hewan kurban yang layak jual baik di tingkat pedagang maupun setelah pemotongan saat Idul Adha 1444 Hijriah.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh H Dijan Riyatmoko di Mataram, Senin, mengatakan, tim pemeriksa kesehatan hewan kurban tersebut beranggotakan 53 orang dan berasal dari berbagai unsur.
"Sebanyak 48 dari tim kami termasuk dari Dinas Peternakan Provinsi NTB, dan 5 orang dari Universitas Brawijaya Malang akan membantu kita. Dari 53 orang petugas itu 5 di antaranya dokter hewan dan 6 orang tenaga paramedis," katanya.
Menurutnya, sebanyak 53 petugas tersebut akan turun melakukan pemeriksaan mulai H-3 Idul Adha hingga H+3 Idul Adha 1444 Hijriah.
Untuk saat ini tim dari Distan masih melakukan pendataan terhadap pedagang musiman hewan kurban di beberapa titik. Namun, dari hasil pendataan sementara jumlah pedagang hewan kurban saat ini masih relatif rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jumlah titik pedagang yang terdata untuk sekarang baru sekitar 10-15 titik atau 20-30 persen. Bisanya sudah mencapai 65-70 titik," katanya.
Setelah pendataan, tim akan melakukan sosialisasi terkait dengan kesehatan hewan kurban dan meminta pedagang memisahkan jika ada hewan kurban yang sakit agar tidak menular ke hewan kurban lainnya.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, beberapa jenis penyakit yang biasa ditemukan saat pemeriksaan hewan kurban di pedagang, antara lain, penyakit mata, batuk, pilek dan koreng.
"Meskipun penyakit tersebut masuk kategori ringan, tapi petugas akan menyarankan agar pedagang tidak menjual hewan kurban sakit sebelum sembuh," katanya.
Sementara jenis penyakit hewan kurban yang sering ditemukan dan berbahaya adalah jenis cacing hati yang hanya bisa diketahui saat hewan sudah disembelih.
"Karena itu selama tiga hari pemotongan hewan kurban, tim kesehatan akan terus melaksanakan tugasnya di sejumlah titik pemotongan agar daging kurban yang dikonsumsi masyarakat adalah daging yang aman, sehat dan utuh (asuh)," katanya.
Data Distan menyebutkan, untuk lokasi pemotongan hewan kurban tahun 2022 tercatat sebanyak 253, dengan jumlah hewan kurban yang dipotong sebanyak 1.570 ekor kambing dan 1.057 ekor sapi.
Jumlah hewan kurban yang dipotong tahun 2022 itu meningkat dari tahun 2021 yakni sebanyak 1.191 ekor kambing dan 972 ekor sapi.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh H Dijan Riyatmoko di Mataram, Senin, mengatakan, tim pemeriksa kesehatan hewan kurban tersebut beranggotakan 53 orang dan berasal dari berbagai unsur.
"Sebanyak 48 dari tim kami termasuk dari Dinas Peternakan Provinsi NTB, dan 5 orang dari Universitas Brawijaya Malang akan membantu kita. Dari 53 orang petugas itu 5 di antaranya dokter hewan dan 6 orang tenaga paramedis," katanya.
Menurutnya, sebanyak 53 petugas tersebut akan turun melakukan pemeriksaan mulai H-3 Idul Adha hingga H+3 Idul Adha 1444 Hijriah.
Untuk saat ini tim dari Distan masih melakukan pendataan terhadap pedagang musiman hewan kurban di beberapa titik. Namun, dari hasil pendataan sementara jumlah pedagang hewan kurban saat ini masih relatif rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jumlah titik pedagang yang terdata untuk sekarang baru sekitar 10-15 titik atau 20-30 persen. Bisanya sudah mencapai 65-70 titik," katanya.
Setelah pendataan, tim akan melakukan sosialisasi terkait dengan kesehatan hewan kurban dan meminta pedagang memisahkan jika ada hewan kurban yang sakit agar tidak menular ke hewan kurban lainnya.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, beberapa jenis penyakit yang biasa ditemukan saat pemeriksaan hewan kurban di pedagang, antara lain, penyakit mata, batuk, pilek dan koreng.
"Meskipun penyakit tersebut masuk kategori ringan, tapi petugas akan menyarankan agar pedagang tidak menjual hewan kurban sakit sebelum sembuh," katanya.
Sementara jenis penyakit hewan kurban yang sering ditemukan dan berbahaya adalah jenis cacing hati yang hanya bisa diketahui saat hewan sudah disembelih.
"Karena itu selama tiga hari pemotongan hewan kurban, tim kesehatan akan terus melaksanakan tugasnya di sejumlah titik pemotongan agar daging kurban yang dikonsumsi masyarakat adalah daging yang aman, sehat dan utuh (asuh)," katanya.
Data Distan menyebutkan, untuk lokasi pemotongan hewan kurban tahun 2022 tercatat sebanyak 253, dengan jumlah hewan kurban yang dipotong sebanyak 1.570 ekor kambing dan 1.057 ekor sapi.
Jumlah hewan kurban yang dipotong tahun 2022 itu meningkat dari tahun 2021 yakni sebanyak 1.191 ekor kambing dan 972 ekor sapi.