Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terus menggencarkan program "smart city" untuk mencapai target menuju 100 kota cerdas Indonesia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis, mengatakan, sejak tahun 2018, Kota Mataram sudah punya peta jalan atau road map sebagai komitmen menuju 100 kota cerdas Indonesia.
"Jadi tidak ada program yang terkesan buang-buang anggaran," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi besarnya anggaran untuk pelaksanaan program "smart city" yang secara akumulasi dari tahun 2018 mencapai Rp25 miliar.
Angaran sebesar Rp25 miliar itu ada di semua organisasi perangkat daerah (OPD) di peruntukan bagi pengembangan "command center, ruang server, pembangunan peralatan, jaringan, pembangunan peralatan CCTV, dan kebutuhan lainnya.
Menurutnya, dengan peralatan dan berbagai aplikasi pelayanan "online" yang dimiliki OPD-OPD di lingkup Pemerintah Kota Mataram, Kota Mataram berhasil menjadi kawasan aglomerasi pengembangan pariwisata prioritas Mandalika.
"Melihat keberhasilan itu dengan keterbatasan anggaran yang ada, kita sudah berhasil melakukan pencapaian yang luar biasa," katanya.
Lebih jauh, Swandiasa mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi program "smart city" yang dilaksanakan di Surabaya pekan lalu, Kota Mataram dinilai sudah mampu mengimplementasikan 6 pilar "smart city".
Enam pilar "smart city" tersebut meliputi, smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart environment dan smart living.
Implementasi enam pilar "smart city" tersebut, dilaksanakan melalui OPD-OPD Kota Mataram melalui berbagai inovasi pelayanan berbasis aplikasi sehingga dapat memudahkan masyarakat, kendati ada yang belum berjalan maksimal.
Misalnya, penerapan tandatangan 'online', aplikasi pembayaran retribusi parkir non-tunai melalui QRIS, re-reservasi di RSUD Kota Mataram, pengolahan sampah melalui budidaya maggot dan lainnya, sudah berjalan.
"Dengan mencakup enam aspek itu, Mataram diharapkan menjadi tempat yang cerdas untuk membantu keberlanjutan produktivitas masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Kamis, mengatakan, sejak tahun 2018, Kota Mataram sudah punya peta jalan atau road map sebagai komitmen menuju 100 kota cerdas Indonesia.
"Jadi tidak ada program yang terkesan buang-buang anggaran," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi besarnya anggaran untuk pelaksanaan program "smart city" yang secara akumulasi dari tahun 2018 mencapai Rp25 miliar.
Angaran sebesar Rp25 miliar itu ada di semua organisasi perangkat daerah (OPD) di peruntukan bagi pengembangan "command center, ruang server, pembangunan peralatan, jaringan, pembangunan peralatan CCTV, dan kebutuhan lainnya.
Menurutnya, dengan peralatan dan berbagai aplikasi pelayanan "online" yang dimiliki OPD-OPD di lingkup Pemerintah Kota Mataram, Kota Mataram berhasil menjadi kawasan aglomerasi pengembangan pariwisata prioritas Mandalika.
"Melihat keberhasilan itu dengan keterbatasan anggaran yang ada, kita sudah berhasil melakukan pencapaian yang luar biasa," katanya.
Lebih jauh, Swandiasa mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi program "smart city" yang dilaksanakan di Surabaya pekan lalu, Kota Mataram dinilai sudah mampu mengimplementasikan 6 pilar "smart city".
Enam pilar "smart city" tersebut meliputi, smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart environment dan smart living.
Implementasi enam pilar "smart city" tersebut, dilaksanakan melalui OPD-OPD Kota Mataram melalui berbagai inovasi pelayanan berbasis aplikasi sehingga dapat memudahkan masyarakat, kendati ada yang belum berjalan maksimal.
Misalnya, penerapan tandatangan 'online', aplikasi pembayaran retribusi parkir non-tunai melalui QRIS, re-reservasi di RSUD Kota Mataram, pengolahan sampah melalui budidaya maggot dan lainnya, sudah berjalan.
"Dengan mencakup enam aspek itu, Mataram diharapkan menjadi tempat yang cerdas untuk membantu keberlanjutan produktivitas masyarakat," katanya.